"Di dalam sebuah pertempuran, kau sama sekali tidak boleh lengah! Ingatlah hal itu Senshi muda!" kata Sofia, memarahi Putri Cindy.
"Baik, komandan!" seru Cindy dengan tegas.
Melihat wajah Cindy yang selalu terlihat imut dalam keadaan apapun, Sofia tersenyum dan mengelus kepala Cindy seraya berkata, "Baiklah kalau begitu. Ayo kita habisi mereka semua!"
"Baik!" seru Putri Cindy.
.
.
Di kelompok Shiro yang berada di barisan paling depan. Seluruh Rajul Mustanie sudah pada mati, sedangkan para Senshi terlihat sedang sibuk melawan sekumpulan Leak Rangda, iblis wanita bercakar tajam.
Belum ada setengah wilayah pemakaman yang telah mereka taklukkan, namun mereka mulai terlihat sangat kelelahan karena harus begadang semalaman dan bertarung dengan seratus ribu Undead penghuni Rustic Grave.
=================================
Name : Leak Rangda
Monster Type : Undead
Level : 25
Power : 26.000 CP
ATK : 5.000
DEF : 4.000
HP : 17.000
Speed : 20 Meter/Second
Skill :
-Sword Claws
-Shadow of Incarnation
-Magic Resistance : 50%
-{Level 4} Threat of Fear
Note : Ratu dari para Leak, Leak Rangda. Makhluk yang menakutkan yang memimpin pasukan nenek sihir jahat melawan Barong, yang merupakan simbol kekuatan baik.
Skill Sword Claws membuat kuku Leak Rangda menjadi semakin panjang dan keras. Skill ini aktif selama 1 menit dan memiliki Cooldown selama 3 menit. Selama masa aktif, Leak Rangda menimbulkan penambahan serangan fisik sebanyak 10% di setiap serangannya. Shadow of Incarnation adalah skill yang dapat menggandakan sosok Leak Rangda menjadi 2 entitas dengan kekuatan yang sama persis. Skill ini aktif selama 5 menit dan memiliki cooldown selama 30 menit.
REWARD : Sword Nails, Leak Skin, Ruby {Level 1}, 10 Red Crystal Essence {Level 3} And 38 Gold Coin
=================================
Leak Rangda merupakan makhluk yang menakutkan yang sering menculik dan memakan anak yang berkeliaran tanpa adanya pengawasan. Sosok Rangda digambarkan sebagai seorang wanita berbaju belang dengan rambut acak-acakan panjang, serta memiliki kuku-kuku yang panjang. Wajahnya terlihat sangat menakutkan dengan taring-taring panjang yang mencuat keluar dan lidah yang menjulur panjang. Selain itu payudara Leak Rangda terlihat sedikit panjang karena kendur.
"Sial! Kukunya keras sekali!" keluh Shiro, mencoba berulang kali mengayunkan pedang ke Leak Rangda.
"Ahhh!! Aku sudah sangat lelah! Apa benar kita bisa menghabisi mereka semua sebelum fajar tiba?" keluh Nichole, berjalan dengan sangat lesu di tengah peperangan yang masih berlangsung.
"Bersemangatlah hehe.." kata Dara menyemangati Nichole. Mereka berdua memberikan support kepada Shiro dan terus mengikutinya dari belakang.
"Nichole, jangan turunkan kewaspadaanmu!" seru Slayer, menusuk Leak Rangda terakhir yang mereka hadapi.
"Alice! Lihatlah!" seru Shiro.
"Ti-Tidak mungkin... Kita bahkan belum sampai disana!" kata Slayer, tercengang.
"Woaa!! Bukankah itu sang boss pemakaman??" seru Nichole, terkejut.
Kelompok yang dipimpin oleh Slayer terkejut melihat SumantoX yang sedang duduk di depan Punden. Undead itu terlihat sedang menguliti Headless DurianRuntuh dan langsung memakan dagingnya dalam keadaan mentah.
Mereka terlihat sedang bersembunyi, menyusun rencana dari balik pohon-pohon kamboja.
"Semuanya.. Tenanglah.." kata Dara, menenangkan para gadis yang ada di sekitarnya.
"Apa yang harus kita lakukan? Aku rasa dia belum menyadari keberadaan kita." kata Shiro.
"Aku tidak mengerti... Kenapa dia bisa bangun tanpa ada satu orang pun yang melewati kuburannya?" kata Slayer mengerutkan keningnya.
"Aku rasa tidak ada pilihan lain selain melawannya secara langsung. Biarkan kelompok lain tetap membasmi Undead yang tersisa, dan dengan begitu kita bisa fokus untuk melawan SumantoX tanpa mengkhawatirkan adanya bala bantuan yang akan datang dari segala arah." kata Shiro, jongkok di samping Slayer.
"Kalau begitu kau pergilah untuk bergabung dengan kelompok lain. Kemampuanmu lebih cocok untuk membasmi mereka dengan lebih cepat." kata Slayer.
"Aku tidak mau." jawab Shiro, dengan raut wajah malas.
"Itu perintah!" sentak Slayer, merasa jengkel dengan jawaban Shiro.
"Aku bukanlah anggota aliansimu. Jadi aku tidak mempunyai kewajiban untuk menuruti perintahmu. Lagi pula aku tidak bisa meninggalkan kalian melawan makhluk kanibal itu hanya dengan anggota sebanyak ini."
Dari 50 player yang Slayer pimpin di kelompoknya, ia membagi mereka kedalam 5 kelompok. Dan saat ini, hanya ada 9 orang yang sedang bersamanya di barisan paling depan.
"Cih! Terserah kau saja!" jawab Slayer, merasa kesal.
"Kalau begitu, ayo kita cincang dia." kata Shiro, mengaktifkan skill Darkness Aura dan kemudian membentuknya menjadi Aura Sword.
"Dengan kemampuanmu yang saat ini... Bagaimana caramu untuk menembus pertahanan dari Sumanto?" tanya Slayer sambil berdiri.
"Mhmm.. Itulah masalahnya." jawab Shiro, merasa kurang yakin.
"Kau ingin melawan Sumanto tanpa adanya rencana??" kata Slayer, merasa kesal.
"Kadang rencana akan datang seiring waktu berjalan." kata Shiro yang kemudian berlari menghampiri SumantoX.
"Hoi!! Apa kau bercanda?!" seru Slayer.
Melihat kehadiran Shiro, dengan mulut yang masih penuh dengan daging, SumantoX berdiri dengan perlahan. Ia menendang jasad Headless DurianRuntuh yang ada dihadapannya dan kemudian mengambil cangkul yang ada disamping pintu Punden.
"Apa yang kau cari? Gyihihi..." kata SumantoX, tersenyum.
Shiro sedikit terkejut karena mendengar SumantoX mengucapkan sebuah kalimat yang sempurna. "Kepalamu." jawab Shiro dengan penuh rasa perrcaya diri.
"Gyihihi! Kepalaku? Aku? Kepala?" SumantoX terkekeh mendengar jawaban Shiro. Ia terus terkekeh sambil berbicara dengan boneka-boneka kayu yang tertancap di depan punden.
"Ergh... Apanya yang lucu!!" sentak Shiro merasa kesal.
"Hey! Jangan gegabah!" kata Slayer, berlari menyusul Shiro.
"Hmm... 10 manusia... ingin melawanku? Benar?" kata SumantoX kembali terkekeh.
"Cih!" Shiro semakin kesal, namun ia mencoba untuk menahan emosinya.
SumantoX berhenti tertawa dan kemudian berkata, "Kalian lawan manusia-manusia ini."
Shiro dan para gadis menoleh ke area sekitar, penasaran dengan siapa SumantoX berbicara.
Tiba-tiba... Mata dari boneka-boneka kayu yang mengelilingi Punden mengeluarkan cahaya berwarna merah menyala. Boneka-boneka tersebut bergerak-gerak dan kemudian terbang setinggi 5 meter.
"A-Apa itu??" seru Shiro, terkejut melihat puluhan boneka kayu tersebut tiba-tiba hidup.
"Sh-Shiro-kun..." kata Dara, terlihat kesulitan menggerakkan tubuhnya.
"Hoi... Jangan bercanda... Apa yang sedang kalian lakukan??" kata Shiro, terkejut melihat para gadis yang mengepungnya tiba-tiba mengarahkan senjata ke arahnya.
.
.
Sedangkan di kelompok yang dipimpin oleh Ashley, pertarungan masih berlangsung dengan cukup sengit.
Beberapa gadis terlihat hanya sedang berdiri dengan sorot mata yang selalu tertuju kearah Niken. Dengan serentak, mereka menoleh ke kanan dan ke kiri, mengikuti pergerakan Niken yang sedang membantai kerumunan Undead yang menyerang mereka.
Dengan pergerakan yang brutal, Niken menyerang kerumunan Undead yang mengelilingi kelompoknya. Ia terlihat sangat kesal karena sejak tadi hewan peliharaan yang ia panggil selalu menolak untuk bertarung.
Niken yang hanya bisa memanggil hewan jenis mamalia untuk membantunya dalam pertarungan pun terpaksa harus melawan kerumunan Undead dengan tangannya sendiri. Karena memang pada umumnya, hewan mamalia sangatlah takut terhadap monster jenis Undead.
Niken yang sudah kelelahan melawan kerumunan Undead pun terlihat sangat kesal dan berteriak, "Arrgghh!! Besok aku akan mempelajari pemanggilan reptil!!"