Beberapa hari telah berlalu, dan masih banyak sekali Senshi yang enggan untuk keluar dari ruangan mereka. Mereka terlalu takut menghadapi kenyataan dengan keadaan yang semakin kacau. Jangankan di luar benteng ibukota, di dalam benteng ibukota pun akhir-akhir ini banyak sekali Senshi yang hilang dan dinyatakan mati.
Daripada harus berkeliaran tidak jelas, mereka lebih memilih untuk tetap berada di dalam penginapan atau di dalam bangunan Guild untuk meratapi nasib mereka. Berbeda dengan Shiro yang dahulunya adalah seorang Hiki-Neet yang tidak memiliki kehidupan sosial, saat ini dia malah sedang sibuk berburu monster dengan gadis-gadis cantik dari aliansi SweetSugar.
.
.
Disisi lain, sang raja yang sangat khawatir dengan keberadaan dari puterinya Cindy yang tiba-tiba menghilang pun mengadakan Quest untuk menemukan puteri semata wayangnya tersebut. Akan tetapi setelah beberapa hari berlalu sejak Putri Cindy pergi dari istana, para Senshi yang menerima misi dari sang raja untuk mencari Putri Cindy sama sekali tidak membuahkan hasil.
Sampai akhirnya beberapa jam yang lalu, Guild Master dari aliansi SweetSugar datang ke istana kerajaan untuk memberitahukan informasi tentang Puteri Cindy yang pergi bersama dengan beberapa anggota SweetSugar yang lain.
Slayer sang pimpinan aliansi SweetSugar sendiri baru tahu jika Sofia mengajak Putri Cindy dan Yin pergi berburu Monster, karena mereka pergi ke hutan tanpa sepengetahuannya. Alhasil, sang raja meminta Slayer untuk menjemput Putri Cindy kembali ke istana.
Alih-alih menerima permintaan sang raja untuk menjemput putrinya, Slayer meminta sang raja untuk tetap membiarkan Putri Cindy pergi berkelana dengan para Senshi. Sebagai gantinya, Slayer akan mengirim 100 Senshi untuk menyusul ke hutan dan menjaga Putri Cindy.
Karena kepercayaannya yang sangat tinggi kepada para Senshi, sang raja pun menerima usulan dari Slayer dan mempercayakan putrinya kepada aliansi SweetSugar.
Saat ini, Slayer dan 99 anggota lain dari aliansi SweetSugar terlihat sedang berjalan keluar dari gerbang ibukota dan pergi menuju ke hutan Rahtawu.
.
.
Di beberapa tempat di dalam benteng ibukota, aliansi Garuda masih mencoba untuk menangkap dalang dari pemberontakan yang dilakukan oleh kelompok yang bernama Freedom Forces.
Penyelidikan mereka berjalan lambat karena sering mengalami gangguan. Para Senshi yang bukan anggota dari Freedom Forces kini perlahan mulai membela para pemberontak tersebut dan memberikan informasi palsu kepada aliansi Garuda yang sedang melakukan penyelidikan.
Sementara itu, di sebuah bar di distrik Sumber.
"Hei! Apa kau mau mencari keributan dengan kami?! Kau bilang jika markas Freedom Forces ada di distrik Salam, akan tetapi setelah kami pergi ke sana untuk menyelidikinya, disana hanya ada segerombolan sampah masyarakat yang berkeliaran!" Semvvak yang merasa dipermainkan pun sangat marah dan menarik baju salah seorang Senshi yang sedang berada di dalam bar.
"Hah?! Aku tadi bilang mungkin. Mungkin mereka ada di sana. Lepaskan aku!" kata Senshi tersebut yang mencoba melepaskan tangan Semvvak dari bajunya.
"Jangan bercanda!! Kau pasti sengaja membohongi kami!!"
Karena keributan yang mereka buat cukup mengundang perhatian. Beberapa Senshi yang berada di sekitar lokasi tersebut pun mulai membicarakan mereka.
"Hmm.. Aku tidak percaya mereka masih berusaha menangkap Freedom Forces. Memangnya apa dampak buruk yang telah kelompok itu perbuat?" kata salah seorang Senshi yang menonton keributan tersebut dari luar bar.
"Apa?! Bagaimana mungkin kamu tidak tahu? Berita ini sudah menjadi bahan pembicaraan banyak orang. Freedom Forces tidak akan segan-segan membunuh para Senshi yang menolak ajakan mereka untuk bergabung." jawab Senshi lain yang ada di sampingnya.
"Eeh?? Benarkah?! Kalau begitu mereka harus segera di tangkap!!"
"Itulah yang sedang aliansi Garuda lakukan, dasar bodoh!"
Di Dunia baru, nama dari para Senshi yang sudah mati akan menghilang dari daftar pertemanan. Oleh sebab itu mereka bisa tahu jika ada Senshi yang sudah mati dalam peristiwa tersebut.
Selama 1 minggu terakhir sejak isu dari Freedom Forces muncul, sudah puluhan player yang namanya menghilang dari daftar pertemanan dan dikabarkan mati. Peristiwa ini juga yang menjadi salah satu penyebab kenapa banyak dari para Senshi yang takut keluar dari kamar mereka. Karena bukan hanya di luar benteng, bahkan di dalam benteng ibukota yang dilindungi oleh sistem pun kini sudah tidak aman lagi.
Karena kasus tersebut sangat meresahkan para Senshi, beberapa dari para player melakukan uji coba dengan mengurangi HP teman mereka sampai kurang dari 5%. Akan tetapi sama seperti saat masih di dalam game, di dalam benteng ibukota mereka masih tidak bisa melakukan player kill atau yang biasa disebut sebagai PK. Oleh sebab itu para player menduga jika Freedom Forces adalah kelompok dari para NPC, karena memang sejak dari dulu para NPC dapat bebas membunuh dimanapun mereka mau. Hal tersebut menyebabkan kesenjangan diantara para Senshi dan NPC, sehingga membuat suasana menjadi semakin kacau.
.
.
Di lain kasus beberapa waktu yang lalu, aliansi GOW telah kembali ke ibukota. Tidak seperti biasanya, hari ini mereka kembali dari berburu dengan raut wajah suram. Jumlah dari para Senshi yang kembali pun jauh lebih sedikit dari saat mereka berangkat beberapa hari yang lalu. Dari 100.000 Senshi yang pergi berburu, kini hanya tersisa kurang dari separuhnya.
Bagi aliansi GOW, hal ini merupakan sebuah kekalahan pertama yang merenggut banyak sekali korban. Wajar saja, di dunia baru yang masih sangat asing ini, tanpa memiliki satupun informasi tentang Raid Zone yang berada di perbatasan Utara kerajaan Mataram, Meritz sudah berani memasuki salah satu dari sarang Monster tersebut, sehingga menyebabkan puluhan ribu anggotanya mati.
Biasanya sebuah Dungeon yang berstatus "Raid Zone" mempunyai lebih dari 3 lantai di bawah tanah, dan di masing-masing lantai terdapat boss yang menguasai tempat tersebut. Dan yang sangat menyedihkan ialah, aliansi GOW sama sekali belum sempat memasuki lantai pertama dan sudah kewalahan melawan jutaan Papagomys armandvillei yang menghuni aula Dungeon.
Walaupun GOW telah mengalami kekalahan telak akibat dari kelalaian Meritz, akan tetapi Meritz masih dipercaya para petinggi GOW untuk tetap memimpin aliansi mereka, karena Meritz memang merupakan seorang pemain yang mempunyai karisma yang diperlukan untuk menjadi seorang pimpinan aliansi.
Setelah lolos dari bahaya yang baru saja mereka alami, seperti tidak kapok menentang maut, Meritz berencana untuk kembali ke Dungeon tersebut dengan pasukan yang lebih besar.
Di kerajaan Mataram sendiri terdapat 7 Dungeon yang salah salah satunya adalah Raid Zone. Berbeda dengan Dungeon biasa, Raid Zone memiliki wilayah yang luas dengan jumlah monster yang lebih banyak. Ditambah lagi, Raid Zone juga memiliki Boss yang menguasai wilayah di setiap lantainya, tidak seperti Dungeon biasa yang hanya memiliki satu Boss yang biasanya terdapat di lantai paling bawah di setiap Dungeon.
Selain Dungeon yang menjadi sarang dari Monster jenis Beast, di kerajaan Mataram juga terdapat 13 makam yang menjadi sarang dari monster jenis Undead. Sejauh ini belum ada yang tahu pasti letak dari ke tigabelas makam tersebut, beserta ke enam Dungeon lainnya. Hal itu disebabkan karena setelah event besar terjadi, kerajaan Mataram berubah dengan sangat drastis, sehingga para player yang tadinya sudah hafal dengan wilayah dari kerajaan Mataram pun kebingungan dengan banyaknya perubahan yang telah terjadi.
---------------------------
Minggu, 18 September 2019...
---------------------------
Tenggat waktu dari bangsa Orc sampai di kerajaan Mataram : 59 hari.
Di dalam benteng ibukota kekacauan semakin merajalela, sedangkan ancaman dari pasukan Orc pun kian mendekat.
Next Chapter : 49. Gadis dan Kecoa