Seminggu sudah Arsha bekerja di rumah itu, ia sudah bisa menyesuaikan diri di sana. Mulai dari bangun pagi yang lebih awal, biasanya ia bangun jam lima untuk menunaikan kewajiban kini jam empat, untuk mengantisipasi kalau kalau majikannya itu butuh sarapan awal.
Tapi sudah seminggu ia bekerja disana ia jarang sekali bertemu dengan Arka. Terhitung hanya dua kali ia bertemu majikannya itu. Tapi tak apa ia bisa leluasa bekerja Tanpa harus merasa canggung.
Bukannya apa apa, hanya saja kalau ada Arka ia merasa terintimidasi dengan tatapannya itu.
Saat ia sedang memasak gorengan untuk cemilan ia dan pak Yudi satpam di depan, tiba tiba ia merasa pundaknya ditepuk oleh seseorang membuat Arsha tersentak kaget.
"Arsha, nanti tolong bikinin bapak kopi ya." Pinta pak Yudi.
Menoleh ke samping Arsha tersenyum melihat pak yudi"Baik pak Yudi, mau sekalian Arsha bawain gorengan gak?" Tawar Arsha, yah Arsha memang anak yang ramah itulah yang pak Yudi lihat dari sifat dan sikap Arsha.
Sejak Arsha tinggal disini hanya pak Yudi lah satu satunya teman Arsha.
Tak butuh waktu lama Arsha telah menyiapkan kopi pesanan pak Yudi tidak lupa arsha menyiapkan gorengan yang ia tawarkan tadi dan langsung mengantarkannya ke pos satpam depan rumah itu.
"Pak, ini kopi sama gorengannya." Ujar Arsha sambil menaruh nampan yang berisikan makan dan minuman tersebut.
"Wah, makasih Sha." Balas pak Yudi lalu menyesap kopi yang sebelumnya sudah ia tiup.
"Sama sama pak." Balas Arsha sambil tersenyum.
Terdiam sejenak memandangi rumah berlantai dua didepannya ini, Arsha kembali menoleh ke samping melihat pak Yudi yang sedang mengunyah pisang goreng bikinannya.
" Em, Pak saya mau nanya boleh?" Tanya Arsha.
"Lah kan udah nanya barusan." Balas pak Yudi bercanda.
"Ih pak, Arsha serius loh ini." Ucap Arsha dengan nada manjanya.
Sebenarnya Arsha ini termasuk gadis yang manja, tapi keadaan memaksanya untuk menjadi gadis yang kuat.
Sejak seminggu yang lalu Arsha juga memang sudah dekat dengan pak Yudi karena hanya pak Yudi lah tempat Arsha bercerita.
Pak Yudi pun juga sudah menganggap Arsha sebagai anaknya karena sifat manja Arsha yang mirip dengan anak gadisnya dikampung membuat ia kadang kasihan dengan gadis didepannya ini.
"Emangnya kamu mau nanya apa?"
"Itu, pak Arka kerja apa sih?. kok jarang pulang?" Tanya Arsha yang begitu penasaran dengan majikannya itu.
"Kenapa Arsha rindu ya sama pak Arka," Goda pak Yudi membuat pipi Arsha bersemu.
"Ih enggak pak, bukan gitu. Arsha cuma penasaran aja pak, soalnya pak Arka itu jarang pulang Arsha jadi bingung buat masak makan siang sama malam nya pak." Jelas Arsha.
Menghela nafas pak Yudi menatap wajah cantik gadis dihadapannya ini.
"Sebenarnya pak Arka itu..."
*******
Setelah pembicaraan tadi siang di pos Arsha tau bahwa majikannya akan pulang ketika tugasnya sudah selesai.
"Pak Yudi ayo makan Arsha udah siapin makan malamnya," ujar Arsha kepada pak Yudi yang sedang berjaga.
"Udah siap ya?, Arsha makan deluan aja nanti habis itu baru bapak," balas pak Yudi.
"Sekarang aja pak, bareng sama Arsha, masa Arsha makan sendiri."
Menghela nafas pelan akhirnya satpam tersebut menganggukkan kepalanya pertanda menerima ajakan Arsha.
"Yey, ayo pak. Arsha udah masak buat kita," ajaknya sambil melangkah kedalam rumah.
Mengambil piring lalu mengisinya dengan nasi, lauk lalu sayur Arsha menyodorkan piring tersebut kepada pak Yudi yang langsung diterima olehnya.
Makan malam yang diiringi dengan obrolan dan candaan itu akhirnya selesai. Pak Yudi pun kembali ke pos sedangkan Arsha langsung merapikan meja makan lalu beralih mencuci piring.
Siap dengan tugas terakhirnya Arsha langsung mematikan lampu lalu menuju kamarnya yang terletak disebelah dapur tersebut.
Saat matanya akan tertutup tak sengaja telinganya menangkap suara yang berasal dari dapur.
Dengan berat hati ia beranjak dari tempat tidur lalu keluar kamar, memastikan siapa yang berada di dapur pasalnya pintu dapur sudah ia kunci sebelum masuk kedalam kamar tadi.
Perlahan ia membuka kenop pintu lalu berjalan dengan pelan takut menimbulkan suara, saat sudah sampai di dapur ia melihat seorang pria yang sedang menunduk di depan
Pintu kulkas.
Menghela nafas lega ternyata orang tersebut adalah majikannya yang sejak lima hari lalu tak ia ketahui keberadaannya.
Memutar tubuhnya, Arsha memilih kembali kekamar takut mengganggu majikannya yang entah lagi ngapain.
Belum sempat ia berbalik sebuah suara yang berasal dari belakang tubuhnya itu menghentikan langkahnya "kamu belum tidur?" Pertanyaan dari Arka membuat ia sedikit terkejut.
"Ah, eh belum pak,"sahut Arsha sambil meringis malu karena ketahuan.
"Kenapa?" Melihat jam dipergelangan tangannya Arka kembali bersuara "Ini udah jam sebelas, kamu belum tidur." Lanjut Arka.
"Kebangun pak, tadi denger ada suara dari dapur jadi saya ngecek dulu takut ada yang masuk terus butuh sesuatu," jawab Arsha sambil menunduk, ia takut melihat tatapan
Tajam dari Arka yang sedari tadi menatapnya.
"Oh," terdiam sejenak, Arka kembali bersuara. "kalau gitu tolong buatkan saya makanan, saya lapar sekali," pinta Arka.
"Masih ada makanan yang tadi saya masak, bapak mau saya panaskan?" Tanya Arsha sambil menatap Arka sedikit takut.
"Terserah, saya tunggu dimeja makan." Jawab Arka lalu berjalan meninggalkan dapur.
Dengan cekatan Arsha memanaskan makan yang tersisa tadi lalu menaruhnya di atas meja, Arka yang melihat itu langsung menegakkan badannya sambil melihat apa saja yang tersaji didepannya.
Setelah tugasnya selesai, Arsha ingin beranjak kedapur tapi ada sebuah tangan yang mencekal pergelangan tangannya membuat ia menoleh kearah pelaku.
"Ada yang pak Arka butuhkan lagi?" Tanya Arsha pelan sambil berusaha melepaskan cekalan tangannya.
Melepas cekalan tangan gadis didepannya, Arka memandangi wajah gadis didepannya ini.
Cantik
Batin Arka bersuara. Tersadar dari pemikirannya Arka memalingkan wajahnya, entah mengapa memandangi wajah gadis didepannya ini membuat dadanya berdebar
"Temani saya makan." Ucapa Arka membuat Arsha sedikit bingung.
Tak ada sahutan dari Arsha membuat Arka menoleh kearahnya. Melihat tatapan dari Arka ,membuat Arsha gelagapan. "Em, iya pak," jawabnya lalu berdiri didekat Arka.
"Duduk disitu kamu, bukan patung." Ucap Arka tegas tanpa bantahan.
"Baik baik pak," jawab Arsha cepat takut membuat majikannya itu marah.
Selesai makan Arka duduk sejenak melihat Arsha yang sedang membereskan tempat makannya.
"Saya keatas dulu," ucap Arka sambil berjalan menjauh dari dapur menuju kamarnya yang berada dilantai dua.
Setelah kepergian Arka, Arsha dengan cepat membereskan pekerjaannya setelah itu mematikan lampu dapur, ia langsung menuju kamarnya untuk beristirahat karena badannya yang lumayan capek membersihkan rumah Segede ini seharian.
*********