Hari kedua pun datang, dan kita langsung mempelajari... Matematika. Matematika, neraka bagi semua murid.
Tetapi untungnya, guru kita seperti seorang pahlawan penyelamat matematika. Dia sangat pintar mengajar, sehingga lelah kita akan matematika bagaikan hilang di angkasa.
"Baiklah, anak-anak. Waktunya latihan." Kata guru kita. Guru kita bernama ma'am Mia. Kita menjulukinya ma'am lost stress.
"Ini soalnya yang gampang dulu ya." Kata ma'am Mia.
Lalu kita semua bisa mengerjakannya dengan baik, kecuali
"Ma'am.. susah!" Kata Matty.
"Loh, ini baru yang gampang lho." Kata ma'am Mia.
"Tapi aku tidak bisa." Kata Matty.
"Baiklah kalau begitu latihan lagi." Kata ma'am Mia.
Ma'am Mia memberikan soal yang sekarang sedikit lebih sulit, tetapi masih gampang.
"Ma'am, sulit!" Kata Matty lagi.
"Hah? Sulit? Padahal sudah gampang, cuma diubah angkanya." Kata ma'am Mia.
Akhirnya, setelah diberi 10 soal yang mudah, ma'am Mia mulai memberikan kepada kita suatu latihan yang lebih sulit lagi.
"Ini soalnya sulit. Jadi, telitilah." Kata ma'am Mia.
10 detik kemudian, Matty berkata,
"Sudah selesai ma'am."
Kita pun terbingung-bingung. Matty sangat cepat.
"Sepertinya dia asal deh?" Bisik Olivia kepada Alice.
"Yah.." kata Alice bingung.
Saat ma'am Mia mengoreksi punya Matty, ia pun bingung dan berkata,
"Ini benar. Padahal ini sulit." Kata ma'am Mia.
Semua murid pun terkejut mendengar perkataan ma'am Mia.
"Aneh sekali, soal yang gampang kamu tidak bisa. Soal yang sulit kamu bisa. Apa yang salah denganmu?" Tanya ma'am Mia.
"Aku tidak tahu ma'am. Aku kalau diberi soal sulit bisa, tapi kalau gampang tidak bisa!" Kata Matty.
"Tak mungkin nih. Coba jawab ini. 1+1= berapa?" Tanya ma'am Mia.
Matty pun berpikir dengan keras.
Ia terlihat sangat kebingungan. Keringat bercucuran dari dahinya.
"Aneh sekali, kan harusnya jawabannya 2? Ini kan gampang?" Bisik Olivia pada Alice.
"Yah.." kata Alice.
Akhirnya, setelah 1 jam berlalu Matty berkata,
"Aku tahu! Jawabannya adalah -11!"
Lalu semua murid pun kecewa.
"ASTAGA! LULUS SD TIDAK SIH?" Teriak semua teman-temannya.
"Baiklah, bagaimana kalau soal ini?" Kata ma'am Mia sambil menuliskan soal yang amat sulit di papan tulis.
Hanya dengan 10 detik Matty bisa menyelesaikannya. Dan jawabannya adalah benar.
"EEEEEH? KOK BISA?" Tanya semuanya.
"Aku tidak tahu! Kalau soal gampang aku tidak bisa! Tapi kalau soal sulit aku bisa!" Kata Matty.
Jadi, inilah sindrom pertama, sindrom soal sulit yang menjadi mudah.