Mohon maaf belum revisi
48. Terima Kasih
Suara percikan air semakin terdengar ditelinga Adnan. Dia tersenyum, seseorang yang dicarinya sedang berenang. Sudah lama sekali sepertinya dia tidak merasakan dinginnya air kolam bersama sang anak. Sudah berapa tahun Adnan kehilangan momen ini. kakinya melangkah kearah kolam, dia pun duduk di kursi yang menghadap kolam. Seno belum menyadari kehadiran Papanya itu. Ia masih berenang menyelami dinginnya air kolam di malam hari.
Seno menaiki tangga kolam untuk mengakhiri aktivitasnya. Ia melihat seorang laki-laki yang selalu menjadi idolanya. Adnan tersenyum melihat anak laki-lakinya yang sudah besar.
"Dian, kamu tahu Seno kita sudah besar," ucap Adnan dalam hatinya.
Seno mengambil handuk kimono dan memakainya, ia menghampiri papanya, duduk tepat disebelah papanya.
"Kamu semakin tampan," ucap Adnan.
Seno menaikan alisnya sebelah, setelah itu tersenyum kecil mendengar penuturan papanya.
