Alice mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan lelaki yang kini berdiri tepat di depannya.
"Apa kabar dokter Reza?" Tanya Alice dengan suara bergetar.
"Seperti yang anda lihat, kabar baik Nona Inggrid" jawabnya. "Bagaimana kabar bay...."
"Shutt" Potong Alice dengan cepat sambil menaruh jari telunjuk kanannya dibibirnya, sebelum ucapan dr.Reza keluar semua dari mulutnya. "Please, jangan bicarakan itu disini, dokter!" Mohon Alice pada lelaki itu penuh iba.
"Baiklah, saya mengerti. Senang bisa berjumpa lagi dengan anda Nona Inggrid. Mungkin kita akan lebih sering bertemu nantinya." Ujar lelaki itu lalu kemudian pergi dari hadapan Alice.
Alice menatap punggung lelaki yang berjalan menjauh darinya itu, mengapa dia harus bertemu dengan dokter itu lagi sekarang, setelah sekian lama tak bertemu mengapa harus hari ini mereka bertemu kembali. Apa yang akan terjadi selanjutnya jika dokter itu membuka semua rahasia masa lalu Alice yang selama ini disembunyikannya dengan begitu rapih. 'Oh Tuhan, cobaan apa lagi ini?' batin Alice.
Alice lalu mengalihkan pandangannya dari punggung lelaki itu yang telah hampir hilang dibalik tembok, Alice lalu berjalan kearah pintu lobby utama Rumah Sakit itu, saat seorang pria menegurnya.
"Dokter Alice" sapa pria tua yang berdiri dihadapannya dengan sebuah senyum bijaksananya.
"Bapak direktur" Alice pun membalas senyuman lelaki itu yang ternyata adalah direktur Rumah Sakit tersebut.
"Apa yang anda lakukan di hari libur begini dokter?" Tanya sang pria.
"Saya sedang menjenguk paman saya yang di rawat di Rumah Sakit ini, pak" jawab Alice berbohong.
"Sudah menerima surat pemberitahuan tentang penetapan TMT anda, dokter?" Tanya direktur itu lagi.
"TMT? Tanggal Melaksanakan Tugas, maksud anda pak?" Tanya Alice tak mengerti.
"Ya" jawab sang direktur sambil menganggukkan kepalanya sambil tetap tersenyum.
"Jadi saya diterima bekerja disini?" Tanya Alice dengan penuh kegembiraan sambil memegang tangan sang direktur.
Direktur itu lalu menganggukan kepalanya lagi sambil berkata "Selamat Bergabung dengan Rumah Sakit kami"
"Terimakasih Tuhan" ucap Alice kemudian dengan penuh kebahagiaan sambil memejamkan matanya, lalu sontak setelah membuka matanya dengan bersemangat wanita itu lalu memeluk sang direktur sambil berkata "Terimakasih pak, terimakasih!"
Sang direktur yang tak menyangka Alice akan memeluknya hanya bisa pasrah dengan pelukan Alice sambil menepuk-nepuk punggung Alice dan berkata "Iya nak, anda memang pantas mendapatkan pekerjaan ini!"
"Jadi kapan saya boleh memulai bekerja disini? Dan saya bekerja di ruangan apa pak? Apa perlu tanda tangan kontrak dulu atau ..." Tanya Alice kemudian panjang lebar dan pertanyaannya seketika berhenti tatkala seseorang telah berdiri tepat disampingnya. Jangankan melanjutkan pertanyaannya yang begitu banyak, untuk menelan sendiri salivanya saja seakan wanita itu tak mampu lagi.
"Ada apa dokter, lanjutkan pertanyaan anda!" Suara itu keluar dari mulut orang yang saat ini telah berada persis di samping tubuh Alice.
"Do... Dokter..." Kata Alice terbata.
"Dokter Alice, anda bisa melihat tanggal melaksanakan tugasnya disurat yang telah saya berikan. Jika tidak salah anda mulai bekerja hari Senin besok dan kali ini anda harus tetap menjadi seorang dokter di UGD lagi. Sepertinya anda cukup siaga untuk tetap diruangan itu" kata sang direktur akhirnya.
"Uhm, iya pak. Terimakasih, saya akan melihat kembali suratnya, mungkin surat itu disimpan teman saya, Pak" jawab Alice kemudian.
"Oh ya, dokter Alice perkenalkan ini dokter Reza, dokter obgin di Rumah sakit kita" kata sang direktur kemudian sambil memperkenalkan lelaki yang sedari tadi hanya menatap ke arah Alice.
"Do...dokter Reza dokter disini juga?" Tanya Alice gelisah.
"Iya, saya sudah bekerja disini lebih kurang sekitar 7 tahun." Kata sang lelaki kemudian.
"7 tahun?" Tanya Alice lagi tak percaya.
"Iya, dokter Reza sudah bekerja 7 tahun disini!! Jika ada sesuatu yang dokter Alice ingin tanyakan atau butuhkan nanti bisa minta bantuan Reza saja." Kata sang direktur menjelaskan. "Bagaimana Reza?" Tanya sang direktur pada dokter Reza.
"Siap komandan. Sesuai keinginan anda ayah" kata dokter Reza kemudian.
"Ayah?" Ucap Alice tak percaya, sambil menatap kedua orang dihadapannya secara bergantian.
"Iya, ayah!" Jawab dokter Reza, sambil menampilkan senyum jahilnya.
"Kalau begitu, saya pamit duluan dokter Alice. Masih ada pekerjaan yang harus saya selesaikan!" Ucap sang direktur.
"Uhm.. iya pak, silahkan pak" kata Alice kemudian.
Sang direktur pun pergi meninggalkan keduanya, kini tinggal mereka berdua yang berada tepat di pintu lobby rumah sakit itu. Alice masih tampak bingung dan canggung dengan situasinya sekarang, sedangkan lelaki dihadapannya itu seakan menikmati wajah bingung dan polos Alice yang terkesan seperti seseorang yang bodoh.
"Jadi, sekarang saya harus memanggil anda dokter Alice ataukah nona Inggrid?"
...
.
.
Catatan Penulis:
Hallo... 😊
Maafkan penulis, yg baru menulis lg hari ini. 🙏🙏
Sungguh saya mohon maaf karena kondisi tubuh dan pikiran yang kurang baik menjadi kendala untuk penulisan novel ini. Doakan ya, semoga saya bisa kembali pulih dan menyelesaikan cerita ini.
Terimakasih karena para reader mau bersabar dan tetap mengoleksi buku saya dlm daftar baca.
Mohon maaf juga karena sy tidak bisa janji kapan lagi bisa up kelanjutan ceritanya.
Happy Merry Christmas untuk reader yg merayakan.
Kalian semua yg terbaik 🤗🥰