.
Dorm Ikon
Jane tidur dengan sangat pulas, cahaya matahari yang sudah tinggipun tidak menganggunya sama sekali.
Cklek.
Bobby masuk kekamar dengan cengiran nakalnya, ia sudah bangun sejak pagi karena harus melakukan latihan pagi tadi pukul 9 hingga sekarang sudah pukul 12 siang, betapa hebatnya Jane tidur, ia belum bangun.
Maklum semalam mereka tidur pukul 5 subuh! Ahh! Yang benar saja!!
Bobby sudah terbiasa dengan hal bangun pagi seperti ini, ini hanyalah hal yang biasa.
Sreeek
Bobby membuka lebar-lebar gorden dikamarnya, padahal tadi pagi Bobby sudah membuka gorden tapi tidak terlalu lebar namun ternyata matahari pagi tidak bisa mengalahkan sifat kebonya Jane.
"Hei, Baby bangunlah" ucap Bobby yang sekarang sedang duduk di ranjang sebelah Jane. Tangannya mengelus kepala Jane dan Jane malah merasa lebih nyaman untuk tidur. Hmm sialan dia-Jane tidak bisa dibangunkan dengan cara yang benar.
"Kau melewatkan sarapan pagimu, sekarang bangunlah Jane"
"Jam berapa sekarang?" Tanya Jane setengah mengigau, dia benar-benar mengantuk.
"12:25 pm" jawab Bobby sambil melirik jam dipergelangan tangannya.
"Apa?! Astaga!!" Jane langsung melebarkan kedua matanya kaget. Ia akan langsung beranjak untuk duduk dari kasur magnet terbesar didunia ini, namun bokongnya sakit sangat sakit.
"Akkh!"
"Sakit hm?" Ucap Bobby, tangannya masuk kedalam selimut Jane kemudian mengelus bokong sexy kekasihnya.
"Lepaskan tanganmu sialan! Ini gara-gara kau!" Astaga mereka selalu bertengkar setiap hari.
"Kenapa aku? Bukankah semalam kau yang meminta aku menusukmu lebih dalam" bisik Bobby ditelinga Jane, seluruh tubuh Jane meremang, wajahnya merah padam antara marah dan malu.
"Fuck you" hanya itu kalimat yang bisa dikeluarkannya.
"You wanna fuck me now hm?" Goda Bobby, tangannya didalam selimut menyentuh punggung Jane kearah bawah. Karena posisi Jane adalah tengkurap dari tadi.
"Mati saja kau! Kelinci mesum!" Tangan Jane mencubit tangan Bobby dengan keras.
"Akkh! Sakit Jane!" Bobby menarik tangannya, dari pada tangannya robek dicubit Jane "Suka sekali bermain kasar" lanjut Bobby dengan cengengesan diakhir kalimatnya. Benar-benar gila Bobby ini.
Jane hanya diam ia kesal betul dengan Bobby, ia mogok tidak mau bicara.
"Kemarilah, biar kuobati dulu lubangmu biar tidak terlalu sakit" tentu saja lubang Jane sakit, Bobby kasar sekali semalam saat memasukinya, dapat dipastikan lubangnya lecet,
"Sudah jangan marah..." Bobby menggendong tubuh Jane dan dipindahkan untuk menyender di headboard dan Jane menurut saja, ia tidak bisa apa-apa, bagian bawahnya sangat sakit.
Bobby baru akan membuka selimut Jane "Kunci dulu pintunya, nanti temanmu masuk" ucap Jane malu-malu dan Bobby hanya terkekeh kecil, kemudian ia berjalan kearah pintu kamarnya dan menguncinya, lalu kembali keranjang dan membuka selimut Jane.
Jane bersemu malu, karena ia tidak menggunakan sebenang helaipun ditubuhnya, sedangkan gorden pun dibuka sangat terang dan jangan lupakan tatapan mesum Bobby saat melihatnya.
Jane menekuk lututnya dan mengapitnya karena malu, wajahnya merah seperti tomat!
"Buka lebar Jane, aku tidak bisa mengobatimu jika seperti ini" ucap Bobby, sebenarnya ia ingin tertawa terpingkal-pingkal melihat tingkah laku kekasihnya ini yang masih malu-malu.
Dengan perlahan Jane membuka kedua kakinya perlahan, namun Bobby tidak sabar, Jane lelet sekali! Dan ia-Bobby langsung melebarkan kedua paha Jane dengan sangat lebar.
"B!" Teriak Jane.
"Kenapa? Aku hanya membantu saja, sekarang pegang kaki kanan kirimu, aku akan mengolesinya sekarang" Bobby meraih salep di laci meja nakasnya, tidak perlu kaget kenapa Bobby punya, karena tadi pagi-pagi ia sudah membelinya.
Jane sudah membuka lebar kakinya, terlihatlah 2 lubang dibawah sana yang berwarna sangat merah. Kemudian Bobby menyentuh permukaan lubang anal Jane.
"Aakh!" Ucap Jane, itu sakit!
"Masih sangat sakit ya?" Tidak ada jawaban Jane, ia hanya mengangguk.
Bobby menundukkan kepalanya, kemudian ia mencium lubang Jane dengan lembut.
"B! Ahh~" desah Jane tidak tertahan.
Bukannya berhenti, Bobby malah menjilat dan memainkan lidahnya didalam lubang yang merah karena lecet itu.
Jane dapat merasakan setiap gerakan lidah Bobby yang memainkan sesuatu privatnya dibawah sana yang membuatnya merasakan geli hingga pusing dikepalanya.
Sakit bercampur nikmat Jane rasakan, mulutnya tidak diam untuk berhenti mendesah dan pelupuk matanya mengeluarkan butiran air kecil. Tanpa sadar Jane malah semakin melebarkan kakinya dan mendesah keenakan, haa~~ seakan lupa jika dibawah sana sedang sakit.
"Aahhh B~ engggshh~" tubuh Jane bergetar sedikit dan akhirnya keluar dengan puas, Bobby masih setia dibawah sana tetap melakukan aktivitasnya.
"B~~ aah~ eungh~" Jane mendongak kenikmatan, kuku tangannya memutih memegang kakinya, sesekali ia menunduk kebawah melihat Bobby dengan antusiasnya mencumbuinya dibawah sana semakin menaikkan libidonya. Tidak lama Jane sudah keluar lagi, ia benar-benar tidak tahan.
Bobby menghentikan ciumannya dibawah sana, ia mendongak melihat Jane dengan peluh didahinya-Jane.
"Berbaliklah dan menungging" perintah Bobby.
Jane melepaskan kedua kakinya, dan langsung menungging dengan bokong tepat dihadapan Bobby. Seakan ia sudah lupa beberapa puluh menit lalu ia tidak bisa bergerak.
"Holly Shit, such a slut Jane" ucap Bobby.
Jane dan Bobby sudah penuh nafsu sekarang.
PLAK
Bokong sintal itu bergerak saat dengan kasarnya Bobby menampar pipi bokong Jane dan Jane hanya mendesah karena itu.
Bobby menyentuh lubang anal Jane dengan santai dan memainkannya, anal Jane begitu lembut dan halus, tekstur yang sangat Bobby sukai.
"Akkh!! B~" desah Jane bokongnya bergerak-gerak meminta lebih dari gerakan tangan Bobby dilubangnya yang sudah basah.
Bobby tahu apa kemauan kekasihnya ini, dia tidak ingin melulai Jane lagi tapi Jane sepertinya tidak peduli hahaha~~
"Jangan salahkan aku Jane" ucap Bobby seraya membuka seluruh pakaiannya, ia memasukkan jarinya dilubang anal Jane mulai dari 2 jari hingga tiga jari, jangan tanya Jane apa tidak kesakitan? Entah tanya saja sendiri, mereka kan pasangan tidak normal.
Bobby memasukkan penisnya yang tidak bisa dikatakan kecil itu kedalam anal Jane. Jane menjerit cukup kuat, lubangnya terasa sangat penuh dan ini sangat nikmat tapi sakit amat sangat sakit.
Bobby menggerakkan sedikit demi sedikit penisnya didalam lubang Jane dengan gerakan lambat, dan kemudian mempercepatnya membuat Jane mendongak kenikmatan.
Suaranya-Jane tidak bisa pelan, terus menjerit nama Bobby dan mendesah sepanjangan. Hingga akhirnya Bobby keluar untuk pertama kalinya dan Jane keluar untuk yang ketiga kalinya.
Lagi-lagi Jane ambruk dengan nafas terengah-engah dan Bobby pun menimpa Jane, ia menciumi kepala dan dahi Jane yang ditutupi rambut.
"Terima kasih baby" Bobby terus menghujami pundak Jane yang dipenuhi kissmark disana.
"Jangan tidur dulu, kau belum makan siang" kemudian Bobby melepas miliknya dari dalam Jane, ia beranjak dari kasur dan mengambil tissue lalu membersihkan penisnya yang sudah puas siang ini dengan sarangnya, tidak puas sih, cuma harus berhenti jika tidak lubang Jane akan semakin parah.
Ingat! Bobby kelinci mesum tidak pernah puas untuk bercinta dengan kekasih tsundere-nya hahaha~
Bobby kembali memasang bajunya dan menghampiri Jane yang menatapnya dari tadi.
"Mau mandi?" Tanya Bobby, ia memangku Jane sekarang dan menyender di headboard.
"Malas" Jane seperti anak kecil bergulung diselimut didekapan Bobby.
"Kau harus mandi, bau spermaku ada ditubuhmu" ucap Bobby yang langsung mendapat sikutan keras lagi-lagi ditulang rusuknya, bisa patah nanti jika terus dihajar begini.
"Kalau begitu, tidak usah bertanya mau mandi tidak" Bobby terkekeh geli, sifat Jane seperti anak kecil sekarang.
"Biar aku yang membersihkanmu, tunggu disini sebentar" ucap Bobby yang tidak mendapat tanggapan apapun dari Jane.
Bobby bergerak dari posisinya kemudian keluar kamar dengan santai.
Dan tidak lama ia kembali dengan membawa sebaskom air dan handuk.
Bobby membersihkan tubuh Jane dengan telaten, hal yang biasa ia lakukan selama berpacaran dengan Jane.
Setelah hampir 15 menit akhirnya mereka selesai dan Bobby sudah mengolesi salep pada lubang Jane.
Bobby menyiapkan kemeja tebal panjang berwarna putih untuk Jane.
"Where's my underwear?"
"Tidak ada, pakai saja"
"Tidak mau"
"Yasudah tidak usah pakai sama sekali"
"B!!!" Teriak Jane
"Yes baby?"
"Menyebalkan sekali!"
"Itu bahannya tebal, tubuhmu itu kecil, tidak akan ada yang tahu jika tidak membukanya" jawab Bobby enteng.
"Aku tidak mau!"
"Aku menjagamu, kau tidak percaya pada kekasihmu ini?"
"Kau memperkosaku!"
"Your language baby, jika tidak mau yasudah aku akan pergi sekarang, aku lapar ingin makan, Yunhyeong masak enak hari ini"
Jane menekuk wajahnya sebal seraya memasang kemeja Bobby ditubuhnya dan dibantu Bobby untuk memasang kancing.