..
Jemari kurus dan panjang milik Jane berpaut dengan jemari Bobby mengisi renggang kekosongan disela jari mereka dengan genggaman Bobby yang terlihat sangat tidak ingin melepas Jane barang sedetikpun.
DK mengekori dengan pandangan waspada dibelakang Jane dan Bobby, jika saja ada seseorang yang mengenali mereka, maka DK lah yang akan menjadi tameng Jane dan Bobby, waah~~ baik sekali. Sepertinya Bobby mengurungkan niatnya untuk melemparkan DK ke sungai Han.
Mereka bertiga memasuki lobby dengan sangat santai, beberapa pasang mata menatap mereka penuh minat- coret bukan penuh minat tapi rasa penasaran.
Dengan santainya Jane masuk menuju lift diikuti Donghyuk dan Bobby, ia-Jane langsung menekan angka 12 dimana unit apartementnya berada.
Setelah sampai didepan pintu apartementnya tanpa menunggu lagi Jane sudah memasukkan digit keamanan dan sudah dapat di tebak, Lin tidak ada didalam. Apartement nya terlihat sangat luas dan mewah, namun sangat sepi tanpa ada tanda kehidupan.
"Hyung, mewah sekali" bisik Donghyuk pada Bobby, matanya sibuk menyapu seluruh isi ruang tamu.
"Kau boleh gunakan kamar diatas disebelah kamarku jika kau ingin beristirahat, anggap saja rumah sendiri" ucap Jane yang langsung menuju lantai atas dimana kamarnya berada.
"Aku tidak perlu baby ka—"
"Bukan kau, tapi orang dibelakangmu" potong Jane cepat dan Donghyuk hanya bisa menahan tawa sekuat tenaga, ia tidak ingin kepalanya menjadi sasaran tinju hyung nya yang sedang menahan malu pastinya.
"Terima kasih" jawab Donghyuk dengan cekikikan kecil.
Bobby memberi tatapan membunuh pada Donghyuk, yang ditatap hanya bisa menelan air ludahnya kasar, ia sangat takut, namun tidak bisa dipungkiri, perutnya sudah hampir tidak tahan untuk tertawa keras.
Bobby langsung menaiki tangga mengikuti Jane dan langsung masuk kekamar Jane tanpa permisi ataupun mengetuk pintu.
"Baby, are you okay?" Ucap Bobby setelah menutup pintu kamar Jane. Ia berjalan mendekati kekasihnya yang sedang duduk dikasur dan menatap benda persegi dipangkuannya.
Jane menoleh kesumber suara ia hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Apa yang sedang kau lakukan?"
"Aku ada meeting besok" jawab Jane seadanya ia fokus dengan laptop dipangkuannya.
Bobby ikut bergabung disebelah Jane, menatap isi tulisan dan angka disana, baru sebentar kepalanya sudah ingin pecah.
"Dimana Lin? Kau sudah bisa menghubunginya?"
"Not yet" kepala Jane menggeleng pelan "Mungkin Lin sedang ada urusan" lanjut Jane.
TOK
TOK
TOK
Pintu kamar Jane diketuk entah siapa yang mengetuk tapi disini kan hanya ada Donghyuk, itu pasti si mulut besar pikir Bobby.
Bobby berjalan kearah pintu dan membukanya dan itu....
"KAU?!..."
"AW!!!" Teriak Bobby tulang keringnya di tendang kuat oleh Lin. Sepertinya Lin sudah bersiap untuk hal ini.
"SIALAN KAU BOBBY! KAU BAWA KEMANA JANE SEJAK KEMARIN MALAM! GARA-GARA KAU MEMBAWA JANE PERGI RAPAT HARI INI BATAL DAN AKU HARUS MENJADWAL ULANG SEMUANYA!" Teriak Lin dengan penuh semangat menggebu-gebu untuk memaki dan memarahi lelaki kelinci didepannya dan Bobby masih ber aw- ria karena benar-benar tendangan Lin di tulang keringnya bukan kaleng-kaleng.
Dalam hati Bobby menyesal bertanya dimana Lin, seharusnya tidak perlu ditanyakan keberadaan anjing penjaga seperti Lin ini, ia akan muncul dengan sendirinya tanpa perlu dipertanyakan.
"BERANINYA KAU LARI SAAT DIKANTOR TADI HA!" Teriak Lin ia tidak bisa tenang.
"Kau memakiku dan memarahi tanpa memberiku waktu untuk menjelaskan, bagaimana bisa aku menjawab pertanyaanmu jika kau saja terus berbicara seperti angsa begitu berisik" Jawab Bobby dengan pembelaannya namun tidak berarti apa-apa bagi Lin, Ingat! Pasal satu ayat satu. "WANITA TIDAK PERNAH SALAH"
FLASHBACK
Saat bangun tidur Lin menjalankan aktivitas seperti biasa, menyiapkan sarapan dan semua kelengkapan Jane, namun saat Lin keatas berniat membangunkan Jane yang biasanya sudah bangun, ia terkejut melihat pintu kamar Jane terbuka, tidak biasanya.
Lin masuk kekamar Jane memanggil nama si pemilik kamar namun tidak ada jawaban, ia menuju bathroom namun hasilnya nihil. Jane tidak ada dikamarnya. Pergi kemana Jane sepagi ini?
Lin menghubungi nomor ponsel Jane, panggilan pertama berdering namun tidak diangkat.
Lagi, Lin mencoba menghubungi Jane namun panggilan ditolak, tidak biasanya Jane melakukan hal ini. Namun Lin tidak berkecil hati karena Jane menolak panggilannya, ia kembali menghubungi Jane dan lagi lagi seperti biasanya, nomor Jane tidak aktif, Jane mematikan ponselnya.
"Kemana kau Jane" gerutu Lin, kemudian Lin mengirim pesan untuk mengingatkan Jane bahwa ada rapat pagi ini yang harus dia-Jane hadiri.
Lin meninggalkan ponselnya, ia menuju kamar mandi dan membersihkan diri, ia bersiap-siap menuju kantor namun ponselnya tak kunjung berdering setelah ia selesai berpakaian rapi untuk kekantor, ia-Lin berharap Jane menelponnya balik atau membalas pesannya.
Karena takut terlambat Lin meninggalkan apartement dan memutuskan menunggu Jane di kantor.
Setiba di kantor ia hanya duduk gelisah, ia-Lin mengecek kembali panggilan ponselnya.
"AH! Jane menelponku semalam! Tunggu, apa? Yang benar saja!" Lin kaget! Benar! Jane menelponnya jam 3 subuh semalam dan ternyata semalam bukan mimpi! Ia mengirim alamat Bobby pada Jane, jangan-jangan! Sialan!
Lin meninggalkan mejanya ia menuju ruang latihan Bobby dan benar saja sepagi ini Bobby dan beberapa temannya sudah ada di ruang latihan.
"Hyung lihat siapa yang datang" Teriak Donghyuk
"Anjing penjaga" ucap Bobby samar namun ia tahu ini tidak akan berujung baik jika Lin sudah menemuinya dengan wajah seperti ingin mengulitinya.
"What's up Lin" teriak Bobby santai seakan tidak terjadi apa-apa, ia berjalan menghampiri Lin yang berdiri tidak jauh dari pintu ruangan.
"Kau sialan! DIMANA JANE! Dia harus menghadiri rapat yang sudah ku jadwalkan jam 10 pagi ini brengsek! Sialan kau B!" Maki Lin dengan penuh semangat, dia melampiaskan rasa kesalnya dari pagi tadi pada Bobby yang sebenarnya kan dia-Bobby tidak salah.
Poor Bobby.
"Kau membawanya kemana! Kembalikan! Kenapa nomor ponselnya tidak dapat ku hubungi! Kau yang mematikan ponselnya kan! Sialan kau! Mati saja kau B! Kenapa selalu merepotkanku! Pekerjaanku ini sudah banyak..." Lin terus meneriaki Bobby dan Bobby tidak diberi waktu sedetikpun untuk menjelaskan, bahkan untuk menjawab pertanyaan Lin pun dia tidak diberi jeda.
Karena kesal Bobby meninggalkan Lin yang terus memaki dan meneriakinya, Bobby berlari keluar ruangan dan langsung memasuki lift, ayolah! Ini masih pagi! Kenapa Lin harus merusak acara paginya yang santai, padahal dia juga malas untuk pergi latihan sepagi ini karena Jane-nya masih setia bergulung ditempat tidur, ia-Bobby kan juga masih ingin bergulung ditempat tidur. Kau bukan ingin bergulung ditempat tidur tapi ingin melakukan hal lain juga kan dengan Jane, B? Dasar mesum.
Lin terkejut, bagaimana bisa dengan tidak sopannya Bobby meninggalkannya begitu saja! Dia-Bobby lari! Sialan! Tidak henti dalam hati Lin menyumpah serapahi si gigi kelinci.
Teman-teman Bobby hanya memperhatikan Lin dan Lin yang merasa kesal dan malu sekarang hanya melengoskan wajahnya dan meninggalkan ruang latihan mereka.
'Awas kau B! Beraninya meninggalkanku saat aku sedang bicara!' Gerutu Lin dalam hati, padahalkan Lin sebenarnya bukan bicara tapi meneriaki dan memaki, siapa juga yang tahan hmm.
'Astaga, aku harus membatalkan meeting hari ini dan menjadwal ulang semuanya' Lin memutar bola matanya malas, ia berjalan lesu memasuki lift menuju ruangan Jane dan membereskan semua masalah yang mungkin akan terjadi karena hal ini.
Lin beralasan jika Jane tiba-tiba demam semalam dan harus istirahat sekarang, ya begitulah alasannya untuk menolong Jane dari kekacauan karena ia-Jane meninggalkan rapat penting hari ini.
FLASHBACK END
Lin hanya melengos dan langsung masuk kedalam kamar Jane, Jane hanya menatapnya polos tanpa dosa.
"Jane, kenapa kau tidak memberiku kabar? Aku menghubungimu tadi pagi tapi tidak bisa, ponselmu kau matikan?" Suara Lin terlihat biasa saja saat berbicara dengan Jane, ia tidak berani untuk memberi nada sedikit tinggi kepada majikannya.
"Aku tidak mematikan ponselku" jawab Jane, kemudian mata Jane dan Lin langsung menatap Bobby yang sekarang sedang menyender dipintu dengan tangan dilipat didepan, jangan lupakan senyum menjengkelkannya itu.
"Sialan kau B" maki Jane dan hanya ditanggapi Bobby dengan senyuman dan kikikan kecil dibibirnya.
"Aku tidak ingin membuatmu terganggu karena anjing penjagamu itu" bela Bobby atas tindakan yang menurutnya benar.
"Siapa yang kau sebut 'anjing penjaga' dasar cicak yang menyerupai tokek" Sahut Lin tidak terima.
"Jadi kau yang menolak panggilan telponku tadi pagi ha?! Kau mematikan ponselnya juga!" Lanjut Lin.
"Kau mengganggu Jane beristirahat, jadi aku matikan saja" balas Bobby santai.
"Sialan kau B! Mati saja kau!" Sumpah Lin dengan raut wajah kesal bukan main.
"Kau saja yang mati, aku masih ingin bersama kekasihku" lagi-lagi Bobby menanggapinya-Lin sangat santai kepalang santai, Bobby berjalan kesebelah Jane berseberangan dengan Lin dan duduk disebelah Jane.
Dan Jane menekuk dahinya menunjukkan tidak suka dengan kalimat yang barusan Bobby lontarkan, Bobby terlalu berlebihan dan wajahnya itu sangat menjengkelkan. "With me? With me my Ass!" Balas Jane tidak setuju dengan kalimat Bobby dan langsung menendang Bobby hingga jatuh dari kasur.
Lin terkekeh senang melihat Bobby mengelus bokongnya yang mencium lantai.
"Kau tega sekali Jane" ucap Bobby masih setia tergeletak dibawah kasur.
"Itu karena kau tidak memberitahuku jika Lin menelpon tadi pagi" balas Jane santai, sebenarnya ia ingin tertawa melihat ekspresi Bobby yang terjatuh tadi.
"Kau tidak perlu tertawa Lin, sialan kau!" Maki Bobby balik.
"Ini salahmu sendiri brengsek!" Lin tidak mau kalah untuk hal maki memaki dari Bobby.
Dan Jane hanya tersenyum menanggapi dialog yang setiap hari ia dengar ini, Lin yang akan memaki Bobby dan Bobby yang akan selalu mengumpat.
Keluarga yang indah.
Indah?
Apanya yang indah!
..