..
Sekarang mereka sedang berbincang disofa duduk bersebelahan, entah apa saja yang diperbincangkan, jika diakumulasikan maka sudah sangat lama Mino berada diruangan ini sebelum istirahat jam makan siang Mino sudah berada disini sekitar 1 jam setengah dan ditambah mereka makan siang bersama hingga sekarang sudah hampir 1 jam setengah lamanya. Astaga! Jika diakumulasikan sudah sekitar 3 jam bersama?! Apa-apaan perbincangan selama itu?! Tapi semua harus tahu Jane dan Mino memang lebih sering menghabiskan waktu hanya untuk berbincang dahulunya.
"Hahaha~ benarkah Jane?" Mino terpingkal-pingkal mendengar cerita Jane mengenai Alex yang kesusahan mengurusnya selama ini.
"Benar! Hahaha~ aku tidak berbohong, kau tahu sendiri bagaimana Alex kan?"
"Tentu saja, aku sudah pernah berhadapan dengannya dan kau tahu kelanjutannya" ucap Mino masih dengan tawa diakhir kalimatnya.
"Hahahaha~ apa itu benar-benar sakit? Pipi kananmu ini yang menjadi saksi betapa keras tinjuan Alex kan?" Jane tertawa geli seraya menyentuh pipi kanan Mino mengelusnya pelan dengan ibu jarinya sambil bercanda.
Mino menyentuh tangan Jane yang berada di sebelah pipi kanannya dengan tangan kirinya, seolah-olah tidak membiarkan Jane melepaskan usapan lembutnya dikulit pipinya.
"Tidak terlalu sakit, jika dibandingkan perpisahan kita" ucap Mino.
Jane diam menjadi sedikit kaku, tiba-tiba saja lidahnya keluh.
Wajah Mino semakin dekat dengannya, semakin mengikis jarak mereka dan akhirnya hanya menyisakan beberapa cm jarak diantara mereka, nafas Mino pun dapat dirasakan Jane dalam jarak sedekat ini ...
'Cklek'
(Pintu dibuka)
Siluet bayangan muncul dari pintu, sosok orang yang benar-benar Jane kenali sedang menatapnya tajam.
"Jane?"
Mino berbalik dan melihat salah satu junior kesayangannya ada disana.
"Ahh Hai B!" Ucapnya santai sedangkan Jane tidak mampu berucap apa-apa.
"Hyung?" Jane menangkap wajah sedikit terkejut Bobby yang langsung disembunyikannya dengan senyum khas miliknya-Bobby.
Damn it! Seharusnya Jane tahu betul mereka saling kenal. Sialan pikir Jane, tapi ini bukan niatnya berselingkuh. Ahh dan mengapa seolah-olah ia sedang kepergok selingkuh? Ia tidak selingkuh! Dan Bobby? Bobby hanya kekasih kontrak tidak tidak bukan kekasih kontrak tapi gadungan ahhh tapi itu tidak tepat karena Bobby lah yang memaksanya menjadi sepasang kekasih! Ini bukan salah Jane! Ini resiko Bobby yang memaksanya untuk menjadi kekasihnya.
Kemudian Mino menjauhi Jane dan berjalan menghampiri Bobby yang berdiri didekat pintu.
Bobby dan Mino terlihat akrab dalam perbincangan yang dapat dikatakan sedikit itu.
"Apa kau ada janji bertemu dengan Jane?"
"Hm tidak..." Jane melihat tatapan tajam Bobby yang sengaja dilakukannya saat mengucapkan 'tidak' dan Jane tahu benar Bobby menekan kata 'tidak' secara bersamaan dengan delikan tajamnya,
"... aku mencari Lin, kukira Lin ada disini, maafkan aku menganggu waktumu hyung"
Lin? Sejak kapan Bobby mencari Lin?! Ia dan Lin itu seperti kucing dan anjing yang selalu bertengkar setiap bertemu, Jane tahu pasti Bobby kemari hanya untuk melihatnya.
"Ah tidak tidak, aku juga ak—"
Tok
Tok
Tok
Cklek'
(Suara pintu dibuka)
Jane mengalihkan atensinya dari percakapan Bobby dan Mino kearah wanita yang muncul dari balik pintu, ya itu Lin.
"Itu Lin" ucap Mino.
"Hai B..." ucap Lin, Jane tahu Lin bergelagat aneh sekarang. Dengan senyum yang dibuat-buat, apa-apaan itu?! Seperti alien Lin pikir Jane.
"Bobby mencarimu" ucap Mino.
"Kalau begitu aku akan pergi sekarang, permisi hyung" Bobby langsung berbalik kearah pintu dan menghilang disana.
'Sial! Kenapa dia tidak melihat dan berpamitan denganku juga!' -Jane
"Jane, bersiap-siaplah rapatmu setengah jam lagi" ucap Lin yang kemudian juga menghilang dibalik pintu setelah pintu ditutup.
"Jane?" Suara Mino memecah lamunannya. Ia memikirkan 'sesuatu'.
"Hm? Ada apa?" Balasnya sambil memaksa untuk tersenyum.
"Apa kau baik?" Mino sudah duduk disebelahnya sekarang.
"Tentu saja, hm tapi aku harus bersiap-siap sekarang"
"Baiklah, aku akan pulang. Jaga kesehatanmu jangan terlalu lelah" ucap Mino lembut mengusap kepala Jane sayang yang hanya ditanggapi anggukan kecil dan senyum lembut dari Jane.
Ketika melihat gelagat Mino yang akan menciumnya Jane langsung berdiri dan berpura-pura menyibukkan diri dengan membenahi sedikit jas dan tatanan rambutnya.
Mino hanya tersenyum menanggapi penolakan halus Jane ini. Ia berjalan kearah pintu dan menghilang ketika pintu kembali ditutup.
FLASHBACK END.
..
Sudah diketahui jika sekarang Jane sedang memikirkan Si kelinci bongsor itu, kenapa dia seolah-olah tertangkap kering berselingkuh? Heiii! Jane tidak selingkuh! ya~~ Jane sedang bingung memperhatikan hal itu.
"Jane?" Panggil Lin disebelahnya dengan suara kecil karena rapat masih berlangsung.
"Hei!" Bisik Lin seraya menyikut Jane dan hal ini sukses membuat lamunan Jane buyar seketika karena ulah Lin.
Jane menekuk dahinya, apa-apaan Lin ini? Sedang rapat malah ingin berbicara sekarang. Hei Jane! Kau itu sama saja, matamu kearah depan dan tubuhmu pun disini tapi pikiranmu keantah berantah.
"Jane, kenapa kau bisa mengenal Mino?" Tanya Lin, ia benar-benar ingin tahu semua urusan Jane ternyata.
"Itu sudah sekitar 3 tahun yang lalu" balas Jane yang ikut-ikut berbisik.
"Ah? Kau mengenalnya sudah lama sekali, bagaimana bisa?" Rasa ingin tahu Lin semakin menggebu-gebu.
"Kau ini, ingin tahu saja urusan orang Lin" balas Jane sedikit cuek, ia sedang bad mood setelah kejadian Bobby yang tidak menganggapnya tadi diruangan.
"Hei, ini harus dibicarakan, kau tidak tahu saja wajah Bobby tadi saat keluar ruangan, wajahnya dingin. Sepertinya ia marah padamu Jane"
"Aku tidak melakukan apa-apa"
"Kau iya, Bobby bilang kau ingin atau mungkin habis berciuman dengan Mino"
"Hei! Aku tidak berciuman dengan Mino, aku bersumpah" ucapnya setengah berbisik, Jane geram betul, ia tidak berciuman dengan Mino! Hanya hampir kecolongan iya hahaha~
"Kenapa kau bersumpah padaku, harusnya kau temui Bobby dan jelaskan semuanya..." Jane hanya diam, ia sedang berpikir sekarang.
"... Kau berselingkuh dari Bobby Jane" ucap Lin yang sengaja mengompori boss nya ini.
"Aku tidak" balas Jane menatap Lin.
"Kau iya"
"Tidak"
"Kau iya Jane"
"Aku tidak" ucap Jane geram dan suaranya agak sedikit keras membuat pemapar didepan dan anggota rapat mengalihkan atensinya pada Jane dan Lin.
"Apa anda ingin mengatakan sesuatu Mrs. Atres?" Tanya pemapar pada Jane yang berusaha terlihat biasa saja.
"Tidak, anda bisa lanjutkan pemaparan anda" ucap Jane dengan senyum hangatnya diakhir kalimat.
Kemudian pemaparan kembali dilanjutkan.
"Kita akan bicarakan ini nanti" bisik Jane pada Lin yang ditanggapi Lin dengan senyuman, berhasil pikirnya.
Memang masalah asmara itu bisa berdampak pada kelangsungan hidup dan karakter seseorang. Lihat saja Jane sekarang, ia sedang galau hahaha~
Hal ini berdampak pada urusan kantornya dan mood nya yang berubah buruk serta karakter tidak pedulinya menjadi peduli pada perasaan Bobby mungkin? Entahlah hahaha~