"Kalau gue lepasin lo, lo pasti lebih bahagia, kan?"
"Apa maksud lo?" Mata Rein terbelalak mendengar pertanyaan itu. "Jangan ngajak bercanda, deh! Nggak lucu."
"Gue nggak bercanda," jawab Lean dengan wajah serius.
Rein memperhatikan Lean, mencari kebohongan dari lelaki itu atau setidaknya kilat jail yang sering ditunjukkan. Namun, sampai beberapa detik wajah Lean tetap terlihat serius. Tubuh Rein seketika menegang dan hatinya teremas pelan.
Lean menggenggam tangan Rein hingga tetesan air itu mengenai rok selutut gadis itu. "Gue mikir, kehadiran gue bikin lo terseret masalah."
Tidak ada respons dari Rein. Dia mencoba menenangkan diri meski luka itu mulai menggerogoti hatinya.
"Gue nggak bisa biarin lo sedih terus." Lean mengeratkan genggaman. "Kalau dengan cara lepas dari gue bikin lo makin bahagia, gue lakuin sekarang juga."
