"Karena gue sadar, Rein jadi banyak masalah karena gue," jawab Lean dengan raut sendu. "Tebersit keinginan buat ngelepasin Rein. Biar dia nggak terus kena masalah."
Bola mata Stevia membulat mendengar kalimat adiknya. Dia menepuk dada Lean lalu mengangkat dagu lelaki itu. "Lo sadar apa yang barusan lo omongin?"
Lean mundur satu langkah, kemudian menatap halaman rumah yang basah oleh genangan air hujan. "Dari awal gue deket sama Rein, gue udah nyeret dia ke dalam masalah."
Stevia menatap adiknya itu sengit. "Gue tahu kalian ciuman terus tertangkap kamera, kan?" tanyanya. "Kalian sama-sama ngakuin kalau lagi mabok."
Mata Lean terpejam, ingat masa itu saat dia melihat Rein duduk sendirian. "Gue emang habis minum. Tapi gue masih sadar, dan inget betul apa yang terjadi."
"Sekarang gue tanya, apa motif lo deketin Rein?"