Tanah yang masih basah itu mulai ditaburi bunga dengan isak tangis yang mengiringi. Stevia dan Atika bahkan telah bersimpuh sambil sesekali mengusap nisan. Sedangkan Lean berjongkok di sebelah kanan sambil menaburkan bunga.
Tenggorokan Lean terasa tercekat. Dia ingin menangis dan menumpahkan semuanya. Sayangnya, dia tetap berusaha mengendalikan diri. Dia mencoba untuk mengikhlaskan kepergian papinya. "Tenang di alam sana, Pi," doanya sambil menabur bunga terakhir.
Beberapa pelayat mulai pergi menjauh, menyisakan beberapa pihak media yang mengarahkan kamera ke Lean. Beberapa kali, salah satu dari mereka mencoba untuk mendekat. Sayangnya, ada penjaga yang Lean kerahkan untuk mengantisipasi hal itu.
"Mi...." Lean beringsut mendekati maminya dan mengajak berdiri.
"Mami masih butuh waktu di sini!" Atika menatap makam suaminya dengan hati sedih. Dia menyesal belum mengungkapkan perasaannya. Aku sudah memaafkan kesalahanmu. Aku tetap mencintaimu.
