Brak....
Papi Lean membuka pintu dengan kasar. Napasnya memburu dan kemeja bagian depannya basah oleh keringat. Tenggorokannya terasa tercekat kala melihat sang istri menunduk sambil memeluk sebuah foto. "Mi...."
Atika menoleh dan mendapati suaminya berdiri di dekat pintu. Dia membuang muka lalu menghapus sisa air mata di pipinya. "Lean hilang."
"Udah dicari? Mungkin dia main sama temennya."
"Lean nggak pernah kabur selama ini!" Mata Atika berkilat marah. Dia yakin, anaknya itu tidak pernah berbuat onar. Selain itu, rasanya aneh jika Lean kabur tanpa mengajak Rein.
"Mi.... Papi pasti bakal cari Lean." Papi Lean mendekat lalu memeluk istrinya itu. "Semoga aja Lean nggak apa-apa."
"Gimana kalau aku benar-benar kehilangan Lean, Pi? Hiks...." Atika kembali menangis atas kepergian anaknya. Dia takut, kali ini benar-benar kehilangan Lean. Setelah dulu Lean hampir diculik dan pernah diculik.
"Kamu udah lapor polisi?"