Sarah menatap restoran di depannya sambil menimbang-nimbang. Tadi siang, Atika meneleponnya untuk mengajak bertemu dan dia mengiyakan. Sekarang, dia terlihat menimbang-nimbang akan menemui mantan sahabat sekaligus mantan musuhnya itu.
"Bu... Jadi atau enggak?"
Tubuh Sarah berjingkat mendengar pertanyaan itu. "Jadi, Pak," jawabnya kemudian menyampirkan tas di pundak. "Bapak langsung pulang aja. Nanti saya bisa naik taksi." Setelah mengucapkan itu Sarah berjalan keluar.
"Iya, Bu...." Sopir sarah itu kemudian melajukan mobil dan kembali ke arah rumah.
Sarah berjalan menuju restoran kemudian berjalan masuk. Dia mengedarkan pandang tapi tidak menemukan keberadaan Atika, padahal dia sengaja datang telat.
"Tante..."
Sarah menoleh dan mendapati Lean beberapa langkah darinya. "Mana mamimu?"
"Di atas, Tan. Mari." Lean menggerakkan tangan meminta Sarah berjalan lebih dulu.
"Kamu duluan!"