Matahari telah sepenuhnya menyinari bumi. Sinarnya yang hangat kini mulai terasa mulai membakar. Burung-burung yang beterbangan ke sana ke mari, sekarang ke sarangnya kembali. Semua perubahaan yang terjadi pagi ini, tidak membuat Lean beranjak dari posisinya.
Sejak subuh tadi, Lean duduk di beranda samping menatap depan dengan pandangan kosong. Dia tidak tahu harus bagaimana setelah mengetahui masa lalu papi dan maminya. Rasanya dia ingin marah ke papinya, tapi dia tidak mungkin melakukan itu. Dia kecewa ke papinya, sosok lelaki yang sejak dulu dia hormati dan dia jadikan panutan. Lean tahu, papinya ingin yang terbaik untuknya. Namun, caranya salah.
"Huh..." Lean menghela napas panjang kemudian sedikit menegakkan tubuh. Setelah itu pandangannya kembali terlihat kosong.