Lean menatap wajah Rein di bawahnya. Gadis itu terlihat menatapnya penuh harap, tapi ada keraguan di sana. Lean mendekatkan wajah, mencium kening Rein dan gadis itu melingarkan tangan ke lehernya. "Gue berhenti, ya."
"Gue siap," jawab Rein dengan napas tercekat.
"Gue nggak mau kita nyesel."
Rein menarik kepala Lean menjauh dan menatap wajah lelaki itu. Dia terlihat bimbang, tapi dia seolah kehilangan akal. "Mungkin dengan cara ini sedikit membahagiakan kita."
"Gue nggak mau nyakitin lo." Lean hendak beranjak, tapi tengkuknya ditarik Rein dan gadis itu mencium bibirnya dengan brutal.
Tindakan itu membuat tangan Lean terkepal. Dia tidak bisa menahan gejolak yang dia rasakan. Meski sebelumnya pertahanannya kuat, tapi jika dalam kondisi seperti ini dia juga kalah. Persetan!