"Deal...." Lean menjabat tangan yang terulur di depannya. Setelah itu dia mengedarkan pandang, menatap rumah dua lantai dengan cat berwarna orange itu. Sekarang rumah itu telah menjadi miliknya. Istana baru untuk dirinya dan Rein.
"Pak Lean, mari masuk dulu." Idzar lelaki keturunan timur tengah itu menggerakkan tangan ke arah pintu. Dia berjalan lebih dulu setelah mendapat anggukan dari Lean. "Semoga betah di rumah ini, ya, Pak. Rencana langsung pindah atau gimana?"
Lean berjalan masuk dengan kedua tangan berada di saku. Dia melirik ke ruang tamu yang telah kosong. Awal ke mari dia mendapati satu set sofa berada di sana. "Nunggu istri lahiran dulu, Pak."
Idzar masuk ke dapur, mengambil cola di lemari es kemudian mendekati Lean. "Maaf. Tidak ada kopi."