Pipi Rein seketika memerah. Entah kenapa dia sangat malu. "Jangan godain aku, Le!"
"Siapa yang godain kamu, sih?" Lean berbaring di ranjang sedangkan tangan kanannya terangkat membawa ponsel. Kepalanya bergerak mencari posisi nyaman lalu matanya terpejam. "Tiba-tiba aku ngantuk."
Rein tersenyum melihat Lean yang hendak terlelap itu. "Ya udah, aku matiin, ya."
Seketika Lean membuka mata. Dia menggeleng, lalu tangan kirinya mengucek mata. "Tapi aku pengen ngobrol. Kamu belum ngantuk, kan?"
Sebenarnya Rein belum mengantuk. Bahkan dia yakin tidak bisa tidur sampai beberapa jam ke depan. Namun, jika dia menjawab jujur Lean pasti akan menemaninya. Padahal lelaki itu sudah terlihat lelah setelah konser. "Aku udah ngantuk." Dia menutup mulut dan pura-pura menguap. "Besok kamu harus langsung pulang."
Lean mengangguk pelan. "Good night, Sayang," ujarnya. "Kalau kamu nggak bisa tidur langsung hubungi aku, ya. Aku bakal temenin kamu."
