"Harus dituruti, Le. Mau anak kamu nanti ileran?"
Gerakan tangan Lean terhenti. Dia menatap Rein dan maminya bergantian. Dua orang itu sepertinya kompak menyuruhnya menyantap daging ayam kampung itu. Lean lalu menggeleng. "Nggak ada hubungannya. Itu cuma mitos."
"Tapi nggak ada salahnya juga diturutin. Itung-itung nyenengin istri." Atika terlihat puas setelah mengucapkan itu.
Rein mengangkat satu tangannya ke Atika. Mereka berjabat tangan kemudian menatap Lean dengan dagu terangkat. "Ayolah, Sayang. Makan," bujuk Rein.
Lean menggeleng tegas. Dia menyingkirkan paha ayam itu sedikit ke ujung dan kembali memakan kuahnya. Setelah kuah itu habis, dia mendorong mangkuk itu. "Selesai. Ayo, kita berangkat, Rein."
"Nggak mau!" Rein melipat kedua tangan di depan dada. "Kamu coba makan paha ayam itu. Satu gigitan aja. Setelah itu sudah."
