Perlahan Rein membuka mata. Dia menatap Lean penuh pertimbangan. Bibirnya terbuka, kemudian tertutup lagi. Kemudian dia merasakan kedua tangannya menghangat. Rein menunduk, menatap ibu jari Lean yang mengusap punggung tangannya seolah sedang memberi kekuatan. "Oke aku coba."
Lean mengerjab, memastikan dia tidak salah dengar. "Bener, Sayang?" Tanpa sadar dia menarik Rein hingga istrinya itu berdiri. "Ya udah kamu coba. Aku tunggu sini." Dia menyerahkan testpack yang dia beli ke Rein.
Rein tersenyum melihat keantusiasan Lean. Namun, dia masih saja takut. Bagaimana jika hasilnya negatif kemudian raut bahagia Lean itu seketika menguap? Rein menerima tespack itu Lean kemudian berjalan menuju kamar mandi. Perasaannya sekarang campur aduk, dan jantungnya berdegup lebih cepat.