"Kak Stev!" Rein mengguncang pundak Stevia. Dia panik melihat bibir Stevia yang terlihat pucat itu.
"Rein. Kenapa?" Ovi ikut masuk. Dia kaget melihat seorang wanita berbaring di ranjang dengan wajah pucat itu. "Gue telepon dokter!"
Rein mengangguk. Dia mengambil ponsel kemudian memutuskan menghubungi Atika. Dia tidak tahu lagi harus meminta tolong siapa. Menurutnya Atika juga berhak tahu keadaan Stevia. "Halo, Mi."
"Iya, Rein. Ada apa?" Suara Atika terdengar lembut.
"Kak Stevia sakit. Kak Erio lagi ke Surabaya. Ini Ovi lagi coba hubungi dokter. Mami bisa nggak ke sini? Rein takut, Mi."
"Stevia sakit? Mami ke sana sekarang, Rein." Setelah itu sambungan terputus.
Rein memasukkan ponsel di tas lalu menghadap Stevia. Dia mengusap anak rambut Stevia yang menempel di kening. Kemudian dia menarik tangan Stevia yang terasa dingin. Dia menggenggam tangan itu, berharap Stevia sedikit mendapat kehangatan.
