Rein bertolak pinggang, menatap kalender kamarnya yang sudah lama tidak dia ganti. Dia mengambil kalender duduk itu kemudian memutar halaman depan ke belakang. Pandangannya kemudian tertuju ke angka delapan belas, waktu hari ini.
Ibu jarinya bergerak, membuka halaman sebelumnya kemudian jari telunjuknya mulai menghitung seminggu sebelum hari pernikahan. Kedua alisnya hampir bertaut, tampak ada yang salah dengan perhitungannya.
"Bentar... Bentar...." Rein menghitung sekali lagi. Namun, hasilnya selalu sama. Dia telat lima hari. Seharusnya lima hari yang lalu tamu bulanannya datang. "Beneran, nih?"
"Beneran apa?" Lean keluar dari kamar mandi sambil menggosok rambut dengan handuk. Satu alisnya terangkat melihat Rein terdiam sambil menatap kalender itu. "Harusnya anniv sebulan kita kemarin, kan?"
Rein mengangguk. Kemarin dia dan Lean tidak mengingat hal itu. Namun, bukan itu yang berada di benak Rein. "Tapi ada yang jauh lebih penting dari itu."