"Selamat masak, Istriku."
"Hem...." Rein menarik kepala udang hingga terlepas dari badannya. Dia mendengus saat Lean menoleh dan memberinya cium jauh. Rein membuang muka, merasa Lean seolah puas telah memaksanya untuk memasak.
Diam-diam Sarah memperhatikan interaksi anak dan menantunya itu. Dia mendekati Rein, lalu tersenyum kecil. "Lean pasti seneng kamu masakin."
"Dia dimasakin mi instan aja udah seneng, Ma." Rein mendorong kotak berisi udang yang telah dia kuliti. Setelah itu dia mencuci tangan.
"Nggak mungkin seumur hidup kamu cuma masak mi instan buat Lean."
Rein mengembuskan napas. Jika, terus dibahas perbincangan ini tidak akan habis. Dia memilih diam dan mendengarkan.
Beberapa saat kemudian nasi goreng dengan udang tepung telah tersaji. Rein duduk di samping Lean, mengambilkan nasi untuk suaminya itu. Sedangkan Lean duduk memperhatikan Rein.