Rein bergerak gelisah. Kakinya terasa begitu berat, seperti sedang memakai alat pemberat. Dia terus menggerakkan kaki, jika tidak begitu kakinya akan terasa semakin lelah. Sesekali dia menunduk, memperhatikan kakinya yang sedikit membengkak. Lalu dia kembali memejamkan mata sambil berharap kakinya kembali seperti semula.
Gerakan Rein yang begitu gelisah, membuat tidur Lean terganggu. Dia mengucek mata dan mendapati Rein yang berbaring menghadapnya. Lean tersenyum, tapi Rein tidak membalas senyuman itu. "Kenapa?" Lean mengusap rambut Rein dengan sayang.
"Capek," rengek Rein.
Lean menahan tawa. "Kemarin kamu semangat banget, sekarang malah kebalikannya." Dia bergerak, mencium kening Rein. "Kok badan kamu hangat?"
Rein menggeleng pelan. "Kakiku sakit banget. Sampai bengkak."
Refleks Lean beranjak. Dia menyibak selimut dan melihat kaki Rein sedikit membesar. Dia beringsut ke ujung, lalu mengurut kaki itu. "Setelah ini berendam pakai air hangat, ya!��