"Ya emang. Sekarang aja aku kepengen. Please." Lean menatap penuh permohonan.
Rein tetap menggeleng. "Kamu belum mandi. Kamu juga bilang, pengen makanan. Bentar lagi ada orang yang nganterin."
"Tapi aku lebih pengen makan kamu."
"Ish!" Rein menutup bibir Lean dengan telapak tangan. Namun, Lean justru mencium telapak tangan itu berkali-kali. Seketika Rein menarik tangannya dan mengusapnya ke kaus Lean. "Udah, deh. Jangan minta yang aneh-aneh."
"Apanya yang aneh, sih?" Lean seketika terduduk. Dia menatap wajah Rein yang terlihat memerah itu. "Bilang aja kalau kamu sebenarnya pengen. Mukamu udah merah banget, Sayang. Ngaku, deh!"
Rein seketika berdiri dan berjalan menuju meja rias. "Enggak biasa aja."
"Terus kenapa menghindar?" tantang Lean.