"Wil, bentar lagi ada singa yang mau nerkam gue!"
Lean geleng-geleng melihat Rein yang berjalan menjauh itu. Dia melirik patung singa itu, kemudian berjalan menuju istrinya. "Nanti malem aja, Sayang. Kalau sekarang kamu pasti nggak mau."
Rein mendengus. Dia mengusap dada, napasnya mulai memburu karena aksi larinya barusan. "Dia itu mirip kayak singa."
Wily melirik Rein, tidak mengerti apa yang dimaksud. "Kalian sebenarnya ngapain, sih, kok lari-larian?"
"Itu! Ada Lion, tuh!" Rein menunjuk Lean yang tinggal beberapa langkah darinya itu.
"Itu Lean. Suami lo." Wily menatap Lean yang tersenyum jail itu. "Kalian mau beli oleh-oleh dulu atau gimana?"
"Harus itu!" Rein langsung menggandeng Lean. "Ayo, Sayang! Kita berburu oleh-oleh."
Lean mengikuti langkah Rein. "Kok tiba-tiba gandeng? Bukannya takut mau aku terkam, ya?" Dia masih membahas candaan tadi.