Ballroom dengan kapasitas seratus orang itu terlihat padat oleh keluarga besar kedua mempelai. Di bagian depan ada meja panjang yang telah terisi empat orang lelaki, salah satu diantaranya Papa Rein. Wajah mereka sama-sama terlihat serius, terutama Papa Rein yang akan menikahkan putri semata wayangnya.
Dari arah pintu, Lean berjalan didampingi mami dan pamannya. Dia mengenakan beskap berwarna putih dengan roncean bunga yang mengalung di leher. Bagian bawah, dia memakai jarik batik berwarna cokelat kombinasi putih. Di kepalanya terdapat blangkon putih dengan corak cokelat, sedangkan bagian depan terdapat hiasan berwarna putih.
"Huh...." Lean mengembuskan napas. Suasana seperti ini terasa mencekam. Dia gugup sekaligus khawatir melakukan kesalahan.