"Please, Calon Istriku."
Rein geleng-geleng melihat Lean yang mulai manja itu. Dia menangkup pipi Lean lalu mendekatkan wajah ke lelaki itu. "Lihat besok, ya, Sayang. Besok malem aku juga ada acara. Kalau aku bilang iya dan ternyata aku nggak dateng, aku nggak enak sama kamu."
Lean mengerucutkan bibir. Baginya, besok adalah konser besar. Dia ingin Rein datang untuk menyemangatinya. "Kapan lagi aku bisa duet sama penyanyi lengendaris? Sayang banget kalau kamu nggak lihat."
"Suatu saat nanti kamu bakal kayak gitu." Rein menepuk pipi Lean lalu berbalik. Dia tersentak saat Lean memeluknya dari belakang. Punggung Rein terasa hangat karena suhu tubuh Lean yang mulai meninggi itu.
"Please, Baby." Lean masih berusaha membujuk Rein. "Sina aja ajak orangtuanya. Masa aku sendirian, sih? Tega banget kamu."
"Tante Atika kamu ajak nggak?" tanya Rein memastikan.
