"Astaga! Kalian ngapain?"
Lean seketika berdiri tegak sedangkan Rein menatap ke sumber suara. Di depan pintu, Ovi berdiri dengan wajah kaget sekaligus malu. Gadis itu menutup mata kemudian berbalik.
"Lanjutin aja. Gue nggak ganggu."
Rein menahan tawa melihat asistennya itu. Dia lantas mendongak, melihat wajah Lean yang terlihat sebal. "Belum rezeki," ujarnya dengan suara pelan.
Lean mengembuskan napas lalu mencium kening Rein. "Nanti malem aja dilanjut. Aku pergi dulu, ya, Sayang."
Ovi mendengar jelas kalimat Lean. Gadis itu masih berdiri sambil menutup mata. Sedangkan bibirnya berkedut ingin tertawa.
"Masuk, Vi," ujar Lean saat melewati Ovi. Setelah itu dia berlari menuju mobil.
Perlahan Ovi menurunkan tangan dan melihat Lean masuk mobil. Setelah itu dia berbalik dan mendapati Rein menahan tawa. "Ditunda, ya, Rein?"
Rein geleng-geleng. "Lo kedengeran kaget banget. Nggak pernah lihat orang ciuman, ya, lo?"