Rein mengernyit melihat kantong berukuran sedang berwarna putih dengan border berwarna hitam itu. Dia membuka isinya, lalu menatap Lean dengan mata berbinar. "Kamu beliin aku tas?"
Lean mengangguk sambil tersenyum. Hatinya membuncah melihat Rein yang terlihat bahagia itu. Ini bahkan diluar ekspetasi Lean. "Suka nggak?"
Perlahan Rein mengangkat tas berwarna putih itu dan memperhatikan dengan saksama. Dia membuka bagian dalam, terdapat kantong ponsel dan kantong utama. "Aku pikir bakal ada cincinnya."
"Haduh! Aku bisa tekor, Sayang." Lean mengusap puncak kepala Rein dengan gemas. "Gimana suka nggak tasnya? Aku nggak tahu kamu suka tas yang kayak apa. Tapi aku perhatikan, kamu lebih suka tas yang simpel. Sama ada magnet buat penutupnya daripada yang cuma resleting."
"Aku suka tas yang kayak gini." Rein mengangkat tas itu, memperhatikan dengan saksama. "Jangan-jangan kamu tadi nggak ke toilet?"