Sarah mengaduk laci yang berisi obat-obatan. Dia panik melihat wajah Rein yang memerah dengan penuh jerawat. Kondisi seperti itu pasti terasa menyiksa. Apalagi pekerjaan Rein mengharuskan gadis itu tetap tampil cantik. "Nih, Rein." Sarah mengambil salep kecil kemudian berbalik menghadap Rein.
Rein duduk di ranjang sambil mengulurkan tangan. Wajah itu terlihat sendu, apalagi setelah dia memencet satu jerawat hingga berdarah. "Ampuh nggak, Ma?"
"Coba aja dulu. Itu dari Dokter Fifin." Sarah duduk di ujung ranjang, memperhatikan Rein yang mulai mengoles jerawat dengan salep.
"Aw...." Rein merintih merasakan jerawat yang dia pencet mulai perih. Dia menutup salep itu, sambil sesekali memejamkan mata.
"Kamu mau ke dokter sekarang?"
Rein berbaring di ranjang mamanya. "Nanti dianter Lean."
"Kayak gini kamu langsung lapor Lean?" tanya Sarah sambil geleng-geleng.