"Nanti kamu yang jadi model video clipnya, ya. Buat tebus kesalahanku."
"Kamu nggak salah, Lean." Rein langsung menyela. Dia menepuk pipi lelaki itu, meminta agar Lean tidak terlalu banyak mengkhawatirkannya. "Aku nggak apa-apa."
Lean mengembuskan napas, lalu menyandarkan kening di pundak Rein. "Aku takut kecewa. Padahal itu lagu spesial buat kamu."
"Aku nggak kecewa ke kamu." Rein mengusap pipi Lean dengan lembut. "Bahkan, aku berterima kasih, kamu udah bikinin lagu itu buat aku. Aku yakin, orang lain yang denger, bakal tahu, sedalam apa perasaanmu ke aku."
Seketika Lean mengangkat wajah. Dia tersenyum mendengar kalimat terakhir itu. "Oke. Aku bakal perjuangin lagu itu."
"Harus. Karena itu karya kamu." Rein mengalihkan pandang, sejenak dia memejamkan mata. Dia tahu apa yang dirasakan Lean. Namun, dia tidak ingin ikut bersedih dan membuat Lean down. Rein kembali membuka mata, kemudian mengambil bakmi dan potongan fuyunghai. "Nih, buat kamu."