"Rein!"
Rein mengedarkan pandang mencari sumber suara. Saat menoleh ke arah kiri, dia mendapati seorang gadis dengan terusan merah darah melambaikan tangan ke arahnya. Dia balas melambaikan tangan sambil berjalan mendekat. "Gue pikir lo bakal ngaret."
"Enak aja. Lo yang biasanya ngaret." Oliv terkekeh. Setelah itu dia memperhatikan penampilan Rein. Temannya itu tidak banyak perubahan. Selalu memakai pakaian kasual, hanya saja rambut Rein sekarang sebahu. "Sayang banget rambut lo, lo potong segini."
Refleks Rein menyentuh rambut. "Sebenarnya ini ada insiden. Ya udah potong aja."
"Insiden apa?" tanya Oliv penuh tanya. Selama berjauhan, dia tahu Rein sering terkena gosip murahan. Setiap gerak-gerik gadis itu bahkan selalu menjadi perbincangan.