"Atau kita ke rumah dia aja?"
Stevia mengerjab mendengar pertanyaan Rein yang tiba-tiba itu. Seketika dia membuang muka. Untuk apa dia ke rumah Erio? Bisa-bisa lelaki itu besar kepala. Atau lelaki itu merasa dia akan menerima lamarannya. Stevia menggeleng, tidak mau Erio merasa seperti itu. "Nanti dia ge-er."
Rein mengembuskan napas. Dia merasa Stevia sangat jual mahal. Padahal gadis itu jelas-jelas sudah tertarik kepada Erio. "Kak, kalau Kak Erio beneran pergi dari lo gimana?"
Wajah Stevia seketika memerah. Dia menatap Rein, wajah gadis itu terlihat serius. "Beneran gue harus ke rumah Erio?"
"Iya." Rein mengangguk cepat. "Gini, kita intai aja dia. Maksud gue biar lo tahu Kak Erio itu cowok baik atau enggak. Siapa tahu selain deket sama lo dia deket sama cewek lain."
