Lean mengerling. "Di samping lo, lah. Mau di mana lagi?"
"Terus lo bisa grepe-grepe gue?" tanya Rein. "Makasih," lanjutnya kemudian menyentak tangan Lean.
Tentu Lean tidak membiarkan hal itu terjadi. Dia menahan tangan Rein, hingga gadis itu urung turun dari ranjang. "Gue di sofa. Lo di ranjang. Gimana?"
Rein melirik sofa yang tidak terlalu besar itu. Tentu tubuh Lean tidak akan nyaman tidur di sana. "Tapi lo butuh ranjang empuk buat istirahat, Sayang. Inget besok lo mau manggung."
"Ya tapi gimana? Gue pengen lihat lo." Lean melepas cekalannya kemudian berbaring. "Ya udah lo di samping gue. Janji nggak bakal gue apa-apain."
Sayangnya Rein tipe orang yang tidak mudah percaya. Dia menggeleng kemudian turun dari ranjang. "Gue balik aja."
"Sayang...," rengek Lean.
Rein memperhatikan Lean yang menatapnya penuh permohonan itu. Dia lalu kembali ke ranjang dan mengusap rambut Lean. "Gue temenin sampai lo tidur. Setelah itu gue ke kamar."