"Tapi kadang, gue takut bosen."
"Bosen gimana?" Ocit menatap Rein dengan wajah tegang. "Lo nggak ada niat buat menjauh atau putusin Lean, kan?"
"Apa maksudnya?" Suara itu tiba-tiba menginterupsi.
Rein seketika menoleh dan mendapati Lean berdiri di depan pintu. Dia langsung berdiri dan menarik Lean masuk. "Udah nyanyinya?"
Lean memperhatikan wajah Rein yang terlihat kaget itu. Dia lalu melirik Ocit yang ekspresinya tidak jauh berbeda. Lalu dia menggerakkan tangan, meminta Ocit agar keluar dari ruangan.
"Mau makan buah sekarang?" Rein menarik Lean agar duduk di sofa, kemudian mengambil kotak makan. "Gue suapin melon, ya?"
Tangan Lean menahan gerakan Rein yang hendak menyuapinya. Dia memperhatikan gadis yang terlihat salah tingkah itu. "Barusan ngomong apa?"
Rein menunduk sambil berusaha menarik tangannya dari cekalan Lean. Namun, genggaman itu justru semakin terasa erat. "Gue bisa jelasin ini nanti."
