"Pikiran lo pasti udah aneh-aneh, ya? Atau mau lagi?"
"Apaan, sih!" Rein langsung mendorong kening Lean. Lelaki itu sungguh memancing untuk berpikiran yang tidak-tidak. "Minggir, Le. Gue mau turun."
Bukannya menjauh, Lean malah merapatkan tubuhnya ke Rein. Dia melingkarkan kedua tangan ke pinggang Rein dan mendongak. "Nggak mau."
"Lean!" rengek Rein. "Gue gerah, nih. Pengen cari udara segar."
Lean menggeleng pelan. "Lo gerah karena nahan sesuatu, kan?" tanyanya dengan kerlingan jail. "Mau ulangi lagi yang waktu itu?"
"Jangan aneh-aneh." Rein menangkup pipi Lean dan menggerakkan kepala lelaki itu ke kiri dan ke kanan. "Cari makan, yuk! Laper."
"Bener laper? Bukan menghindar?"
Rein menggeleng pelan. "Tadi belum sempat makan, Kak Stevia langsung ajak pulang."
Lean mengembuskan napas pelan. Dia menarik Rein, menggendong gadis itu menuju ruang tengah. "Lo tunggu sini, ya. Gue beliin makanan di bawah."