"Brengsek lo!" Lean menonjok rahang Bastian ke kiri dan ke kanan. "Lo udah ngapain kakak gue? Ngomong!"
Bastian mendengus mendapati kemarahan Lean. Dia mendorong Lean kemudian beringsut menjauh. Dia mengusap rahangnya yang terasa sakit dan mulai perih itu. "Gue nggak perlu kasih tahu daripada lo sakit hati."
Lean menunduk dengan napas memburu. Dari wajah Bastian, dia yakin lelaki itu sudah memanfaatkan kakaknya. "Dari awal lo nggak tulus sama kakak gue?"
"Ayolah. Zaman sekarang emang ada seseorang yang tulus?" Bastian perlahan berdiri dan menatap Lean dengan pandangan mencemooh. "Gue dipercat dari kantor gara-gara dia."
Sudut bibir Lean tertarik ke atas. Bastian kerja di tempat papi Lean. Dulu, Bastian menduduki posisi manajer. Entah kenapa, tiba-tiba Bastian dipecat. Lean sendiri tidak tahu, karena dia sama sekali tidak tertarik ikut campur dalam dunia bisnis. "Papi pasti udah tahu kalau lo ada maksud tertentu."
