Lean menggeret koper dengan langkah sedikit gontai. Matanya beberapa kali terpejam seperti ada tangan-tangan halus yang menarik kelopak matanya. Belum lagi rasa pusing yang tiba-tiba menyerang kepala.
"Bos! Salah mobil!" Ocit menahan tawa melihat bosnya itu berhenti di mobil depannya. "Sini," ajaknya kemudian menggandeng Lean.
"Masukin bagasi." Lean meninggalkan kopernya begitu saja kemudian masuk mobil. Dia duduk sambil bersedekap dan memejamkan mata.
Tak lama Ocit masuk dan menahan tawa mengingat kelakuan bosnya itu. "Jalan, Pak," pintanya kemudian duduk bersandar. Diam-diam dia melirik Lean yang napasnya mulai teratur itu. "Nanti jam makan siang kita ketemu orang, Le."
Lean tersentak, menatap Ocit sekilas kemudian membuang muka. "Masih nanti, kan?"
Ocit melihat arloji. "Satu jam lagi."
"Cepet banget."
"Perbedaan waktu satu jam, kali." Ocit mengambil ponsel untuk konfirmasi dengan tamu Lean nanti.
