"Semalem ngobrol sama Lean sampai jam berapa? Kalian ngapain aja?"
Rein baru saja menginjakkan kaki di ruang makan tapi sudah mendapat pertanyaan semacam itu. Dia duduk di kursi dekat pintu kemudian menyeruput susu cokelat. "Nggak lama setelah mama masuk. Dan nggak ngapa-ngapain."
"Masa?" Sarah menatap anaknya itu penuh selidik. "Kamu semalem nggak keluar sama Lean, kan?"
"Mama boleh tanya satpam kalau nggak percaya." Rein mengambil roti dan mengoleskan dengan selai nanas. "Rein mau ke kantor manajemen."
"Ngapain?" Sarah menatap anaknya itu penuh selidik. "Hati-hati, loh, kalau ada wartawan di sana. Kemarin aja Miko sampai marah gara-gara dibuntuti."
Mama Rein benar-benar tahu perkembangan gosip. Dia mengangkat wajah kemudian menatap Mama. "Rein pengen cari kerjaan, Ma. Nggak mungkin Rein di rumah terus."