"Bagaimana dengan koperku?" aku bertanya seraya menunjuk sebuah koper berukuran sedang dan sebuah tas ransel di dekat pintu.
Mika menyeringai, dia terlihat senang melihat kedua benda itu. Aku tahu apa yang sedang bermain di dalam kepalanya. Sorot matanya bahkan seperti sebuah buku yang terbuka, sangat mudah untuk dibaca.
"Biar Amy yang akan mengurusnya." katanya kemudian menggandengku ke luar ruang kerjanya.
Dia Mika, sosok yang bahkan tidak pernah menoleh ke kiri kanannya saat berjalan. Mengabaikan beberapa pegawai hotel yang sengaja menyapanya. Dulu, aku tidak pernah mau menyapa pria ini saat berpapasan di lingkungan kantor karena ... ya seperti itu, dia terlalu dingin dan angkuh.
Akan tetapi ... setelah dekat dan coba memahami pria ini, aku tahu bahwa dia pria yang baik. Dia hanya tidak tahu bagaimana caranya untuk bersikap supel pada orang lain.
Dugh!
