"Pagi, Mama, Atha."
Atha dan Maya saling bertatapan ketika Mika datang ke meja makan dan mengecup kening mereka bergantian.
"Kau bangun pagi?" Atha bertanya seolah sedang menanyakan rumus kalkulus, sangat susah dan mustahil untuk bisa dijawab.
"Aku selalu bangun pagi." jawab si bungsu, dia mengambil segelas susu segar dan setangkup roti tawar yang kemudian dibawanya pergi.
Atha mendengkus. Bangun pagi versi dirinya dan versi Mika tentu saja berbeda. Jika jarum jam di atas dinding belum menyentuh angka 8, maka adiknya itu tidak akan bangun dan tidak suka dibangunkan apalagi dihari libur, itu sudah seperti hal paling haram untuk dilakukan. "Ma, apa jam ruang tengah rusak?" Atha bertanya pada sang Mama setelah melihat jarum jam di ruang tengah masih menyentuh angka 6.
Maya tersenyum, "Itulah yang dinamakan 'the power of love'."
"Ouch ... disgusting." erang Atha seraya memutar mata.
.
.
.