"Jadi? Bagaimana bisa keributan di restoran tadi terjadi?" sosok di bangku kemudi membuka suara, sesekali dia menoleh untuk melihat apa yang tengah dilakukan wanita di sampingnya.
Inggrid berdecak, ini adalah kesialan yang tak berujung. Alih-alih ingin menghindar, dia justru berada di jok penumpang mobil mewah sang mantan keparat.
Inggrid masih menatap keluar jendela, kerikil atau sampah-sampah yang ia lihat dijalanan lebih menarik daripada melihat wajah sang mantan yang terlihat sedang menyombongkan dirinya sendiri.
"Di sana sangat ramai, aku sudah menunggu 15 menit tapi tidak ada satu pun pelayan yang memberiku buku menu. Jadi aku memutuskan untuk pergi dari sana sampai si buncit menyebalkan itu mengubahku menjadi pencuri di mata semua pengunjung restoran."