Chereads / Inggrid Shit List / Chapter 4 - Bab 4 : Bertukar Aib

Chapter 4 - Bab 4 : Bertukar Aib

Brak!

Maafkan sisi tidak sopan Inggrid yang sedang kumat. Dia hanya ingin meluruskan apa yang harus diluruskan sekarang juga. Untuk itu ia datang ke ruangan suci Mika Dewangga.

Sedangkan Mika, ia justru terlihat santai saat melihat sosok Inggrid yang baru saja membanting pitu, seolah-olah kehadiran gadis itu sudah ia tunggu-tunggu.

"Bagaimana keadaan kepalamu?" tanya Mika yang justru dijawab kernyitan oleh Inggrid.

Ya Tuhan, dia Mika, pria yang dulu menyuruhnya untuk menjauh karena tidak ingin terlibat masalah. Pria yang selalu mementingkan dirinya sendiri. Pria yang bahkan tidak pernah bermanis-manis mulut pada semua pegawainya. Jadi wajar saja kalau saat ini Inggrid merasa syok.

Itu sangat aneh, oke?

"Kau sudah sarapan? Mau bergabung denganku?"

Bagaimana bisa pria itu bicara seolah-olah mereka adalah teman akrab sedangkan saat Inggid diterima di perusahaan ini saja Mika tidak mau repot-repot menyapanya, pria itu juga bertingkah seolah-olah mereka tidak saling mengenal satu sama lain, seolah mereka bukan tetangga dekat.

"Sepertinya di sini bukan otakku yang miring." Inggrid menggumam, atensinya masih mengamati sang atasan dengan tanda tanya besar di kepalanya. "Minumlah, sebentar lagi kau akan memimpin rapat kan? Rasanya aneh kalau nanti kepalamu tidak bertanduk." Inggrid meletakkan botol minuman yang dibawanya ke atas meja sang atasan.

Bukan ini yang ingin Inggrid lakukan, misi awal datang ke ruangan Mika adalah untuk meneriaki atau marah-marah pada si empunya rungan bukan malah memberikan minuman dan pergi begitu saja.

Tapi .... ah, sudahlah, mungkin Mika memang sedang sakit dan Ando pernah bilang padanya kalau orang sakit tidak boleh dimarahi. Inggrid sudah hampir mencapai pintu ke luar sampai telinganya kembali menangkap suara Mika.

"Berhentilah menangisi laki-laki brengsek seperti Putra."

Hah?

Inggrid menatap sang atasan dengan tatapan menyipit. "Apa maksudmu?"

"Kau tahu maksudku karena kemarin malam kau melihat kami berbincang di klub."

Jadi Mika tahu?

Oh, Tuhan ... itu sangat memalukan. Belum lagi bajingan Putra sudah membicarakan cinta tololnya dulu.

Inggrid tersentak kaget saat pria itu tiba-tiba saja sudah berada di depannya. Menghimpit tubuhnya diantara kedua lengan kokoh dan juga pintu di belakangnya. Jujur saja, ia belum pernah berada dalam jarak sedekat ini dengan Mika. Dan ia baru tahu jika pria di depannya itu memiliki tinggi badan yang berlebihan, serta hidung itu ... bibir itu ... dan wangi tubuhnya membuat oksigen di ruangan ini menghilang secara misterius.

"Bukalah matamu lebar-lebar dan kau akan menemukan pria yang peduli padamu, tanpa kebohongan, tanpa sebuah taruhan." bisik Mika yang memberi efek kejut listrik bertegangan tinggi pada tubuh Inggrid.

Mendengar semua itu dari mulut seorang Mika Dewangga adalah hal yang taboo ditelinganya.

"Kau tidak perlu sok menasehatiku karena kau sendiri sama sekali tidak tahu apa itu ketulusan, apa itu cinta dan kasih sayang."

"Kalau begitu ajari aku."

Sebuah senyum terlukis di wajah yang biasanya datar tanpa ekspresi. Melihat pemandangan langka itu membuat Inggrid lekas mencari sesuatu di dalam saku jins'nya. "Tunggu, tetap seperti itu." dan sebuah jepretan telah mengabadikan ekspresi sang ketua redaktur. Ia bisa mendapat pendapatan tambahan setelah mem-print foto itu. Fans si tanduk merah muka tripleks sok suci itu sangat banyak kalau kalian ingin tahu. "Nah, lanjutkan. Kau bilang apa tadi? Mengajari apa?"

"Hapus."

Sebuah aura hitam telah menguar dari tubuh Mika. Namun begitu, Inggrid sama sekali tidak merasa gentar. "Ini sangat langka. Sayang sekali kalau dihapus." ocehnya setelah memasukkan ponsel ke dalam saku jins.

"Inggrid, hapus foto itu dan aku akan menghapus Vidoe semalam."

Tunggu. Video semalam?

"Apa maksudmu?"

Mika mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan sebuah Video yang merekam kegilaan seorang Inggrid malam itu. Dia mabuk, menari dan berteriak seperti orang gila.

'TUHAN! DIMANA KAU SEMBUNYIKAN PANGERAN BERBAJU BESIKU?!'

Inggrid memejamkan mata disertai erangan. "Sial, itu memalukan." umpat Inggrid saat melihat betapa gilanya dia. Lebih gila lagi karena dia menari di balkon kamar.

Mika tersenyun puas, "Kau bisa menyebarkan fotoku dan aku akan memberikan ini pada Putra. Terserah, kau bebas memilih. Uang atau aib?"

Inggrid terdiam. Jujur saja, foto Mika bernilai ratusan ribu rupiah kalau Inggrid jual pada fans Mika di kantor ini. Tapi ... jika Video itu jatuh ke tangan Putra, pria itu akan semakin sombong dan berpikir kalau dirinya benar-benar tidak bisa move on.

"Baiklah, aku akan menghapus foto jelekmu." ucap Inggrid dengan sepertiga hatinya, ia mengambil handphone dari dalam saku kemudian menghapus foto yang bernilai pundi-pundi uang itu. "Sudah terhapus. Sekarang giliranmu. Hapus video itu!"

Apa-apaan dengan senyum setan itu?

"Sudah jam 9, aku akan menghadiri rapat dengan para editor." ujar pria itu kemudian menggeser tubuh Inggrid ke samping agar ia memiliki akses keluar.

"Mikaaa ... aku akan menendang bokongmu! Lihat saja nanti!"

Penjilat!

Seharusnya Inggrid ingat sifat bawaan Mika yang satu itu. Ingatkan Inggrid untuk menuliskan Mika dalam shit list'nya setelah pulang dari kantor.

....

Lemonade adalah pilihan terbaik untuk menjadi teman membunuh waktu. Anggi sedang melakukan misi perdamaian dengan Boby sedangkan Hellen, dia benar-benar dijemput oleh pria tampan yang menjadi korban muntahannya kemarin malam. Mereka pasti sedang makan malam di tempat yang bagus dan romantis.

Inggrid mendengus sebal. Kapan pangeran berbaju besinya akan datang dan membawanya pergi dengan menunggang kuda putih yang gagah.

"Ini pesanan anda," seorang pelayan baru saja datang seraya membawa pesanannya. Sepotong lemonade dan juga segelas frappuccino.

Ia tersenyum ramah pada sang pelayan. "Terimakasih." ucapnya kemudian.

Di sini, di meja nomor 10 yang terletak di sudut ruangan tepat di samping jendela besar. Inggrid sering menghabiskan waktunya berjam-jam di sana, menatap jalanan yang tak pernah sepi di luar sana terkadang bisa menghasilkan inspirasi untuk desain grafisnya.

Namun kali ini Inggrid tidak sedang mencari inspirasi untuk project desain buku-buku baru, melainkan sedang memikirkan cara ampuh untuk menghapus video memalukannya dari ponsel Mika. Dia takut Mika menunjukkan video itu pada si brengsek Putra. Harga dirinya akan tergilas habis kalau sampai itu terjadi. Dan kepala si brengsek itu akan bertambah besar karena berpikir Inggrid benar-benar tidak bisa move-on darinya.

Semalam ia lumayan mabuk. Beruntung karena Ibunya sedang tidak ada di rumah. Sejak Gea positif hamil, Ibunya terpaksa pindah ke rumah kakak perempuannya itu. Hal itu pula yang memicu Inggrid bertingkah seperti orang gila semalam.

"Brengsek!" umpatnya geram.

Bagaimana bisa Mika melakukan itu padanya. Merekam seorang gadis yang sedang patah hati dan frustasi itu adalah tindakan kriminal. Setidaknya itu dalam persepsi Inggrid.

"Aku harus menghapus video itu bagaimanapun caranya!"

Inggrid menyendok lemonade di depannya kemudian ia masukkan ke dalam mulut. Matanya terpejam dan mengerang nikmat saat rasa manis bercampur asam itu meleleh di dalam mulutnya.

"Sepertinya aku tahu apa yang harus aku lakukan." ia bergumam, kepalanya mengangguk beberapa kali dengan sebuah senyum penuh misteri. "Sekali dayung satu dua pulau terlampaui."

Setelah membayar tagihannya di kasir, wanita itu lekas pergi ke rumahnya dan menjalankan misi penyelamatan harga dirinya.