Chapter 49 - Firasat.

Suci berlari ke arah ayahnya dan memeluknya Suci menangis tersedu-sedu hingga sesegukan.ayahnya mengira Suci telah mengetahui salah satu anaknya dalam ke adaan koma.tapi ternyata Suci belum mengetahuinya sama sekali.

perasaan sedih dan gundah menyerang Suci.

Air matanya mengalir dan tidak berhenti.

"Maaf Tuan kami harus memeriksa nyonya Suci kata suster menyuruh Riko dan mertua laki-lakinya keluar dari ruang rawat Suci.

Sambil melangkah keluar Riko terus ngobrol ringan dengan mertuanya itu.

"Pa betapa bangga dan senangnya Riko,atas kelahiran ketiga anak Riko pa,kata Riko sendu.dia tau mertuanya laki-lakinya datang setelah di kabari oleh pembantu di rumahnya.

" Papa tau tapi ini masih belum ada yang tau kan Riko kata ayah mertuanya menebak-nebak.

"Ya pa ini yang tau hanya Riko sendiri juga dengan pihak rumah sakit dan Papa.jawab Riko lembut.

Akhirnya cita-cita Suci kesampaian.betapa bahagia dan bangganya Suci menghadapi kelahiran ketiga anaknya.walaupun dia belum mengetahui yang sebenarnya.lahirnya ketiga anak mereka menyemarakkan kehidupan mereka sebagai seorang suami istri.Kehadiran kedua putri dan satu orang putra mengubah status Riko dan Suci,bukan hanya sebatas suami istri saja,tapi menjadi ayah dan ibu.penambahan status itu memberikan tambahan tanggung jawab yang harus mereka emban terhadap buah hati mereka.

Beruntung Suci harus di cek lagi kondisinya oleh dokter jadi ayahnya Suci dan Riko bisa berbicara leluasa di luar sambil nunggu hasil pemeriksaan Suci.

saat selesai di periksa dokter,Suci yang sedari tadi telah melihat ayahnya datang.dengan terseok-seok Suci berlari dan memeluk Papanya.Dia berlari kepelukan papanya bagaikan Merpati pulang ke sarangnya.

Suci menapaki dua anak tangga sekaligus,dia hampir tersandung jatuh ketika sampai dia atas,tapi tangan kokoh telah menyelamatkannya.Suci mendongak,dan bertemulah pandangannya dengan mata Tian.

Riko terkejut setengah mati melihat istrinya turun dari ranjang rumah sakit dan berlari menuju pintu sedang pintu itu ada empat buah anak tangga menurun.

" Riko,tolong! teriak ayahnya Suci memohon namun sayangnya Suci lebih dulu di Selamatkan oleh Tian.lalu Tian mundur sedikit,tangannya menahan bahu Suci,dan memandang sejenak matanya adiknya.mata bulat yang indah berwarna seperti lautan.mata yang sangat Tian kenal.Dan juga wajah yang bersimbah air mata itu.wajah yang paling di sayanginya.

"Ceroboh,kata Tian tegas.

" Ah, suci, ayahnya tertegun.

"Kamu kenapa turun dan berlari nak.Di tariknya putrinya ke dalam pelukannya yang hangat dan aman.

Suci gemetaran dan berpegangan pada ayahnya.

" Oh,Pa,Suci enggak tau ada apa sebenarnya,tapi firasat Suci mengatakan ada yang terjadi pada salah satu anak Suci.jawab suci sesegukan

"Sudahlah nak,semua beres,ayahnya Suci memeluk Suci erat.di belainya rambut putrinya untuk menenangkan Suci.

" Suci tidak ada yang perlu kamu takutkan sayang.karena kamu punya Mas Tian,punya Riko dan papa kata ayahnya.dan dokter akan merawat anak kalian dengan baik.

kata-kata ayahnya yang tidak sadar telah membuat Suci tersadar bahwa memang terjadi sesuatu pada salah seorang anaknya.

"Rawat, maksud Papa? Pa apa yang terjadi pa?firasat seorang ibu itu lebih dari apapun pa,pa katakan anakku pasti membutuhkan suci sebagai seorang ibu lebih dari siapapun kan pa.

Sambil jalan beriringan Suci dan ayahnya melihat ke arah ke dua bayi lucu dan menggemaskan,tapi salah satunya terbaring lemah dengan di penuhi alat bantu di tubuhnya untuk kelangsungan hidup anaknya.

"Suci sekarang kamu mengertikan nak kenapa Riko melakukan ini semua seperti yang Papa katakan tadi ini untuk ke baikan kamu sayang.ayahnya juga Tian menggenggam tangan Suci dan suci memeluk Tian dan menangis.

"Suci belum percaya semua yang Suci lihat Mas.kata Suci memeluk Tian semakin erat.

Suci sedikit terhibur karena ada sahabat tempat curhat dan juga mau mengerti akan keadaan dirinya.tapi bila sahabatnya sudah berada jauh darinya Suci kembali Murung dan tak bergairah.Apalagi jika ingat kalau apa yang kini dialaminya,dimana mengingat kepergian Rama yang sangat di cintainya,lalu hanya di jadikan mainan oleh tunangannya,dan kini anaknya harus terbaring koma.Suci semakin merasa kecewa dan semakin bertambah kecewa.namun karena ia tak tau harus bagaimana,mengharuskannya berusaha untuk bertahan berada di sisi anaknya.

Wajah cantik itu begitu murung,diam dan benar-benar bersedih.

Sedang Riko memperhatikan setiap gerakan istrinya.Wajah melankolis Suci mengingatkan Riko pada saat sahabatnya pergi untuk selamanya.

Riko menghembuskan nafasnya keras.Dan ganjalan di dadanya terbang walaupun tidak seluruhnya.Riko meraih gelas di atas meja,lalu di teguk isinya sedikit.

Riko mengangkat tubuhnya dengan lemas.lalu dia menghampiri istrinya dengan dada sakit.

Suci memang kelihatan terkejut ketika Riko datang.Tapi tidak Riko temukan kebahagiaan di mata istrinya.Dia bahkan menerima kedatangan Riko dingin-dingin saja.

Dengan hati yang masih sakit.Dan masih mengingat betapa kecewanya Suci terhadap Riko.Itulah yang ada di fikiran Riko saat ini.

Malam kian terasa gelap dan pekat di hati Riko.selama hidupnya baru kali ini dia merasa mencintai seorang wanita dengan tulus dan dengan segenap jiwa raga dan perasaannya.

Suci melirik jam di pergelangan tangannya dengan gelisah.sudah lima belas menit lewat dia duduk bersama dengan suaminya.tapi tidak ada pembicaraan di antara mereka.Suci menyandarkan kepalanya ke bahu kokoh milik suaminya.

Belum terlalu larut, baru setengah sebelas,karena itu Riko memberikan diri untuk mengecup pucuk kepala istrinya.dan mengajak istrinya berbicara.

"Ada apa Mas....

" Suci dengar....

"Mas tau Suci marah sama Mas,karena Mas sempat buat Suci kecewa

" Mas Suci seorang istri Suci sangat menghormati suami Suci,sikap mas yang menunjukkan bahwa Mas sangat menyesal dan sangat menyayangi Suci itu udah cukup mengobati kekecewaan Suci Mas.Karena cintaku sudah Suci serahkan kepada mas Sepenuhnya,hanya pada Mas.Mas percaya.

Suci memandang lama mata Riko agar Riko bisa mencari kebenaran dari tatapan mata Suci.Ada kesungguhan di sana.

"Percayalah Mas,Suci hanya mencintaimu,tidak pernah mencintai siapapun lagi selain Mas,katanya meyakinkan.

" Mas percaya,Suci..."Suci menjatuhkan kepalanya di dada suaminya.

Riko memeluknya.

"Begitu banyak peristiwa yang slalu saja hampir menggoyahkan cinta kita Suci,ucap Riko kepada istrinya itu.

" Dan begitu banyak orang yang melibatkan diri ke dalam rumah tangga kita hingga kian kacau sayang tambah Riko.

"Tapi percayalah Mas hanya mencintai Suci dengan kekuatan cinta kita,dan dengan saling percaya,badai apapun yang datang menerjang,cinta kita akan tetap tegar kuat dan kokoh berdiri.

Tiba-tiba suster berlari ke arah mereka dengan langkah besar mengatakan bahwa anak mereka sudah sadar dan sudah mengalami perkembangan yang pesat,anak mereka bisa di bilang sembuh.dirawat di rumah sakit empat minggu dan ke adaannya sekarang dia sedang haus dan membutuhkan asi ibunya.Suci dan Riko yang sedang ngobrol tertawa bahagia dengar kabar ini dan mereka sujud syukur.Lalu mereka berlari sambil bergandengan tangan menghampiri anak pertama mereka.dokter memerintahkan Suci untuk menyusui anaknya dan mengharuskan semua keluar tapi tidak dengan Riko.

Ia selama selesai melahirkan tubuh Suci bau susu karena asinya hanya di pompa sedikit karena ketiga anaknya belum terlalu banyak meminum susu.tapi jika air susunya sudah penuh Suci memang mengatakan pada suster untuk memompa asinya dan meletakkan dalam kulkas agar nanti jika anaknya haus susunya bisa langsung di panaskan dan di berikan pada anaknya.

Kebahagiaan terpancar jelas di wajah Riko dan Suci setelah kesembuhan anaknya.

setelah menunggu dengan sabarnya Suci dan slalu berdo'a kini doanya terkabul.Suci memeluk suaminya erat.

Dan Suci menyusui anak-anaknya dengan sabarnya Riko menunggu dan memanggku si kembar yang sudah kenyang.dengan hati yang masih belum percaya Riko terus memandang Suci yang sedang menyusui anaknya yang baru saja sembuh.Mata Riko tidak bisa berpaling dari putrinya yang sedang menyusu itu,Suci merasa putrinya sudah kenyang dan kini tinggal anak laki-laki mereka yang belum ingin lepas dari pelukan ibunya.dia bagai pacet yang terus mengisap susu ibunya.jika di lepas dia pasti akan menangis sedang Suci yang kurang istirahat sudah merasa lelah dan ingin sekali memejamkan matanya walau hanya sebentar.tapi putranya tidak ingin lepas.jadi Suci mengatakan pada Riko untuk memberikan putra mereka susu dari hasil pompa dan dia ingin istirahat.

Riko sangat mengerti istrinya yang kurang istirahat karena diapun sama maka dia segera memanggil dua orang suster yang memang di tugaskan Tian untuk menjaga dan mengasuh anak-anaknya Suci.itupun masih dalam pengawasan Riko dan Suci juga dalam pengawasan Tian terutama.Tian yang mendengar Suci dan anak-anaknya sudah boleh kembali kerumah dengan sarat anaknya harus sering kontrol ke dokter sangat senang dan juga bahagia.