Teriakan dari semua orang yang ada disekolah menggema keras pecahhh menghiasi kemenangan Akio, Ellia, dan Mishall. Ketakutan yang berubah menjadi keceriaan, tangisan yang berubah jadi senyuman, membuat semua bergembira yang berhasil selamat dari kematian yang didepan mata semua orang.
"terima kasiihhh…. AAKKKIIOOOO" teriak semua orang
Akio hanya tersenyum pada mereka semua, dan perlahan Akio melangkah kea rah Ellia yang terlihat masih terkulai lemas karena menahan Abbadon dan pasukannya.
"sepertinya kau sudah mulai lemah Ell" ucap Akio menjulurkan tangannya pada Ellia
"hemm! Ini semua karena senjata tombak suci ku kau layangkan ke swedia bodoh"
"ahaha..ha..ha benarkah? Hehe" Akio mulai cemas karena baru sadar
"dasarr bodoh.." ucap Ellia menggapai tangan Akio
Rabu, 13 Maret 2020
Terang saja semua stasiun TV menyiarkan kehadiran komandan Pires yang dikalahkan oleh Akio Sang Haruma, hanya dalam 10 menit berita tersebut menyebar di seluruh Nusantara Indonesia, berita yang sangat besar bahkan menyorot di stasiun TV belahan dunia.
London, Inggris.
Pusat Asosiasi Cronites Dunia
"hahaha sangat mengejutkan.. akhirnya dia kembali, sepertinya perang 8 Juni semakin dekat saja"
"Ketua, apa perlu kita mengundangnya kemari?"
"tidak perlu Grey, lagian seharusnya kita yang harus menemui raja secara langsung…"
"bukankah Ketua sendiri yang sekarang dianggap dunia sebagai Raja?"
"hahahaha aku hanya Raja pengganti saja Grey, jika dibandingkan HARUMA dan rivalnya… aku hanya sebatas ksatria mereka saja, lagian HARUMA itu Raja yang mutlak dan rivalnya Raja yang abadi, sedangkan aku… mungkin Raja pengganti lebih cocok untukku Grey"
"maafkan aku Ketua, aku tak bermaksud.."
"hahahaha tenang saja Grey, kau tangan kananku tentu wajib tau tentang keseimbangan kekuatan Cronites Dunia"
Daintree Rainforest, Australia.
"uwaaaahhh santapan yang lezat sekali Nera . . ."
"hahah berhenti bicara Renz, makan makan saja!!!!!"
"ngerinyaaaa huuuffttt"
"kudengar HARUMA kembali dari kehilangannya Renz.. apa kau juga tak mau ikut menampakkan dirimu pada dunia?"
"sstttt… makan makan saja, jangan bicara Nera"
"Buughhhh!" Nera memukul Renz tepat diatas kepalanya.
"aawwwww… jahatnyaa hikss hiksss"
"aku serius Renz, berhenti bercanda terus bodoh!"
"ahaha tak usah dipikirkan soal itu Nera, sebenarnya HARUMAmuncul terlalu cepat dari waktu yang kami sepakati.. tapii yahhh kurasa dia ada rencana sendiri atas kemunculannya kembali. Aku akan tetap pada rencana awal yang aku dan HARUMA sepakati sajalah hahaha"
Palembang, Indonesia.
"habislah ketenangankuuu…"
"heii Akintut, jalani sajalah berhenti mengeluh! lagian bagus kan kau bisa tenar dalam sekejap hmmm.. nikmati saja" ucap Ellia sambil melihat Akio yang terus melamun diatas gedung Asosiasi Cronites Palembang.
"hhuuuuuuffftt…. Kurasa dia bisa mengerti" ucap Akio pelan pada dirinya
"Diiaaaa siaapaaaa haaaa!!???" Teriak Ellia
"hehe bukan siap-siapa Ell"
"Cewek apa cowok?"
"hahaha curigaan banget, cowok kok Ell tenang saja aku gak akan berpaling darimu kok… sudah kemarilah duduk sini (sebelah Akio) temani aku menikmati suasana ini"
Ellia perlahan duduk disebelah Akio.
"heiii Kin.. apa kau pernah berpikir untuk menikahiku?"
Dengan pertanyaan Ellia tersebut, membuat hati Akio bergetar membisu tanpa suara, Akio yang pikirannya belum sampai kesana, belum siap untuk menjawab pertanyaan tersebut.
"apa kau diam berarti jawabannya tidak Kin…?"
"Ell.. aku ingin menikah, ingin sekali menikahimu.. tak pernah sedikitpun aku tak mengharapkan sesuatu yang lebih pada hubungan kita. Tapii.. aku tak ingin memberikan dunia yang masih gelap ini pada anak kita nanti.."
"apa ketika dunia sudah damai nanti, kau akan melamarku Kin?"
Akio membaringkan tubuhnya, dan menutup matanya tanpa kata-kata menjawab pertanyaan Ellia.
"heemm… kumohon jawablah perasaanku untuk kali ini Kin"
Akio tetap saja diam membisu hingga membuat Ellia merasa kegundahan dalam hatinya.
Namun tiba-tiba, akan mengangkat tangan kanannya ke atas megarah langit, membuat Ellia semakin terabaikan yang mengira Akio hanya menikmati angin yang menyelimuti tubuhnya saja.
Melihat Akio seperti itu, membuat Ellia juga membaringkan tubuhnya disebelah Akio.
"Deg…."
"Deggg…"
"Deggggg…"
Jantung Ellia berdegub kencang, dengan mata yang berlinang air mata ketika membaringkan tubuhnya yang melihat awan berbentuk cinta dengan tulisan "Percayalah, kau lebih tau aku Ell" didalam gumpalan awan berbetuk hati tersebut.
Ellia yang tak mampu menahan perasaannya yang menggebu-gebu, mulai memeluk Akio yang ada disebelahnya dengan perlahan dan lembut
"terimaa kasihh Ell sudah membuat hidupku kembali berwarna"
Kamis 28 Maret, Palembang.
Sekolah Tunas Bangsa yang masih dalam tahap pembangunan kembali karena hancur totalnya sekolah tersebut, membuat murid-murid harus lama menunggu kembali bersekolah karena insiden lalu. Walaupun insiden tersebut
meninggalkan kesan yang menakutkan bahkan ada beberapa murid yang mengalami trauma karena insiden ersebut, namun tetap saja keinginan besar untuk belajar dari murid Tunas Bangsa tak luntur.
Pak Rozi selaku kepala sekolah SMA Tunas Bangsa, meliburkan sekolahnya sampai sekolah selesai pembangunannya. 2 minggu berlalu, pak Rozi mengumumkan pada semua siswa Tunas Bangsa untuk kembali belajar pada tanggal 4 April 2020.
Disisi lain, Akio yang harusnya bisa sangat menikmati liburannya karena insiden tersebut membuat hati Akio tidak cukup puas, karena selama libur sekolahnya Akio di beri perintah Baskoro ketua PCI untuk melatih Cronites Indonesia Tingkat I, II, III ,dan IV di Jakarta timur. Akio yang ditemani Ellia selama melatih, membuat Akio sedikit tertolong karena masih bisa menghabiskan waktunya bersama kekasihnya.
Pukul 14:00 WIB, Jakarta Timur.
"Tahaaaannn… hempaskannn!!! Kumpulkan semua tenaga kalian pada satu titik yang kalian inginkan, cukup satu titik. Kalian harus bisa membuat suatu kekuatan special untuk menjatuhkan musuh kalian… teruskan sampai kalian bisa menghancurkan batu yang ada didepan kalian" ucap Akio pada Cronites tingkat I.
Akio berjalan kearah Cronites tingkat II yang berada 100 meter dibelakangnya.
"heemmm… sepertinya berjalan lancar yang disini.. eeeehhhh apa yang kau lakukan Kuroooo, bagaimana bisa kau menyebut dirimu tingkat II jika mengumpulkan tenaga alam saja lemot begini!"
"anooo maaf, aku kesulitan dengan pengumpulannya.. bisa guru Akio terangkan kembali hehe"
"sudah kubilang kan jangan panggil aku guruuu…"
"Kleetookk…!!!" Akio menjitak kepala Kuro pelan
"aaaaaaadddduuuhhhhh!!!!" teriak Kuro kesakitan
"seperti itulah cara kerja tenaga alam, tak perlu dengan kekuatan.. cukup tenaga alam yang kalian kumpulkan saja bekerja yang menghepaskan kekuatan pada suatu objek."
"tapi Akio… cara mengumpulkannya saja sulit, bagaimana aku bisa mengeluarkan kekuatan tenaga alam?" Tanya Kuro polos
"haaysssssss kau ini… pejamkan matamu Kuro, apa yang kau rasakan?" Tanya Akio
"hemm.. kehidupan mungkin"
"jangan pakai mungkin bodoh! Benar yang kau katakan, alam itu hidup.. lalu bernafaslah dengan pelan dan fokus sampai kau merasakan angina di sekitarmu menyelimuti tubuhmu"
Setelah 30 detik berlalu, akio menyuruh Kuro berdiri dari semedinya
"coba kau sentuh tanah ditempat kau berdiri Kuro.."
"okeehh.." Kuro perlahan menyentuhh tanah didepan kakinya menginjak.
"rasakan aliran tenaga yang kau serap tadi, lalu arahkan pada telapak tanganmu"
"jika menurutmu tenaga yang kau kumpulkan tadi sudah pada telapak tanganmu semua, tinggal kau beri tekanan pada telapak tanganmu itu"
"seeeperti i..ini…"
"guuarrr!" tanah yang disentuh oleh Kuro tadi hancur seketika dengan daya ledak oleh kekuatannya, tentu saja Kuro juga terkena dampak oleh kekuatannya sendiri dan terjebak dalam lubang yang ia ciptakan sendiri.
"baguussss… seperti itulah cara mengumpulkan dan mengaktifkannya.. apa kalian semua bisa memahaminya?" teriak Akio pada semua Cronites Tingkat II yang melihat.
"uhuuukk uhuuukkk… kenapa harus di bawah tanah tempatku berdiri pula sebagai pengaktifannya Akioooooo!!" Teriak Kuro yang terjebak pada lubang tanah yang ia buat
"haahaah sudah Kuro, berbahagialah sedikit.. setidaknya kau mulai mengerti car kerja tenaga alam" ucap Akio memuji Kuro meredahkan sedikit emosi Kuro
"ohh iya haahaha benar juga, terima kasih Akio"
"yaappp… sama-sama Kuro"