Chereads / Shasha Gadis Pendorong Gerobak / Chapter 42 - Pagar Alami

Chapter 42 - Pagar Alami

Maya tidak suka di dampingi pengawal seperti ini. Tetapi ayahnya tidak peduli, meskiun Mayaa merasa kebebasannya di batasi, kemana-mana diikuti, setiap kali dia bepergian dua orang pria bertubuh besar mengiringi mobilnya dari belakang, ke mall di kawal, ke salon di kawal, saat reses DPR para pengawal ikut juga, walaupun sebenarnya dia sudah di kawal dengan staf DPR dan para pendukungnya ketika menemui konstituennya di lapangan.

Berbeda dengan Shasha, tidak banyak yang tahu kalau dia adalah cucu orang terkaya di kota itu. Setiap harinya ia sibuk mengajar di sekolah alam, jumat sore seperti biasanya, ia mendorong gerobak buku menuju lapangan taman cerdas di temani Edo. Dia tetap tinggal di kostnya yang sederhana. Seakan-akan dia anggota masyarakat biasa. Tetapi pengawalan terhadap Shasha berlangsung alami. Pagar Alami untuk lingkungan tempat bekerja dan tempat tinggalnya dilindungi oleh masyarakat itu sendiri. Apalagi masyarakat sekitarnya sudah tahu kalau dia putri walikota. Maka penjagaan dirinys dilakukan oleh para tetangganya sebelah rumah, tukang sapu jalanan, pemulung, di tambah pos siskamling yang dilengkapi hansip dan pamong praja yang selalu patroli di tempat itu. Belum lagi kamera CCTV online di bawah pengawasan khusus dari kantor kecamatan yang di kontrol oleh pak camatnya sendiri yakni Arya, keponakan bapak walikota dari pihak ibunya. Camat itu masih muda dan baru saja di lantik. Di bawah instruksi ayahnya Rahmat, Shasha tidak sadar bahwa sesungguhnya keselamatannya telah terjaga dengan baik. Pokoknya dia aman sentosa dengan lingkungan yang disukainya. Ia hanya pulang setiap Sabtu, Minggu kembali lagi ke kostnya. Shasha enjoy dengan keadaannya saat ini.

Pernikahan Shasha dan Edo masih lama, dia dan Edo tidak menjalani proses pacaran seperti pada umumnya. Kedekatan mereka berdua di barengi pekerjaan dan kesibukan mereka seperti biasa. Edo menemaninya setiap jumat dan membantunya menjadi editor buku dongeng anak-anak karya Shasha yang siap terbit. Selain itu Edo ikut nimbrung sebagai relawan pengajar di sekolah alam.

Sementara, Regina yang pengangguran, karena belum mendaftar kuliah sekarang bekerja sebagai staf khusus dan seketaris maminya Maya Agustin. Dia bukan lagi gadis yang selalu tampil modis dengan riasan cantik di wajahnya. Setiap hari dia mengenakan pakaian dinas yang disediakan sekretariat kantor DPR. ia melayani para tamu dan masyarakat yang ingin bertemu Maya menyerahkan proposal mohon bantuan dana untuk kegiatan masyarakat, kegiatan mahasiswa dan lain-lain.

Maya Agustin ikut-ikutan aktif di lingkungan tempat Shasha. Ia menjadi konsultan pemulung dan memberikan pendampingan pengelolaan sampah setiap minggunya. Semua itu bertujuan agar bisa dekat dengan Shasha, dan mendapatkan perhatian Shasha kepadanya. Tentu saja Regina ogah berada di tempat itu. Dia lebih suka latihan dance dengan anggota genknya yang masih setia.

Hari itu, setelah sidang Paripurna DPR, Ryan muncul di kantor Maya. Regina tak menyangka bertemu papinya. Ia menyambut Ryan dengan gembira. Tetapi Ryan menyambutnya dengan dingin. "Kemana saja kamu selama ini, kamu lupa kalau aku papimu heh!", Regina ciut hatinya. Selama ini dia tidak pernah menjenguknya di penjara. "Regina kan sekolah pi di Singapura baru minggu lalu pulang", Regina merengut, dia pandai mencari alasan.

Para pengawal Maya memberi tahu kedatangan Ryan. Hasilnya, sampai sore Ryan di kantor itu, tidak bertemu Maya. Maya memilih jalan khusus keluar dari kantor Dewan Perwakilan Rakyat tanpa di ketahui anak buah Ryan. Regina mencoba menghubungi Maya. Maminya itu sudah pulang. Regina terpaksa pulang naik taxi online. Mobil mewah milik Regina sudah di jual papinya Ryan untuk biaya pembebasannya. Sekarang Ryan malah tinggal bersama Sofia, ibu kandung Regina.