Yoju membawa sisa-sisa bekas piring kotor yang sudah ia habiskan setelah ia memakan habis bersih seluruh hidangan yang Huan bawakan untuknya. Baginya beberapa kaum morgoth diluar sana tidak akan memasuki wilayah rumah Olea karena ayahnya yang mendapat gelar sebagai raja sudah menyegel rumah tersebut dengan sihir terkuat kerajaan Agraria.
Yoju melihat Fern yang menyegel seluruh ruangan dengan sihir dan berjalan berkeliling setiap sudut ruangan.
"Ah tuan Fern apa kau jadi akan tidur di ruang tamu?" Yoju bertanya dengan membawa piring kotor dan memasukkannya ke westafel dan mencucinya dengan beberapa sabun hingga bersih.
"Ya paman aku akan istirahat di ruang tamu."
Ruangan tamu dekat dengan dapur dan ruang makan sehingga tidak ada sekat diantara mereka untuk saling berbicara. Yoju tersenyum sembaring mencuci piring-piring.
Fern kembali bertanya kepada Yoju, "paman apakah bibi Huan sudah tertidur? Kenapa aku mencium aroma para dark Elf disekitar sini?"
Yoju menjawab dengan tertawa kecil sembaring mengelap cucian piring yang sudah ia cuci sebelumnya, "tuan Fern selamat ya karena anda dan nona Olea kami sudah bersama. Ku harap kalian bisa sampai tahap menikah dan hidup bahagia dan Huan sudah kusuruh masuk kamar karena ia terlihat lelah dan aku akan mengambilkan matras untukmu dari gudang. Tunggu sebentar!"
Fern mengangguk tanda mengerti dan membaringkan tubuhnya diatas bantalan sofa. Sesekali kedua matanya melihat ke arah kamar Olea serta mengadah ke langit-langit atap rumah melihat lampu crystal menggantung menemani debaran perasaannya, pipinya merona merah ketika mengingat dirinya dan Olea bersama.
Yoju menghampiri Fern dan membawa beberapa matras.
"Kenapa ada 2 matras paman? Kau tidak akan menemaniku kan?" Fern tersenyum dengan membantu Yoju membawa beberapa matras dan melebarkan matras tersebut diatas lantai ruang tamu.
Yoju berbaring di matras miliknya dan merenggangkan seluruh otot persendian miliknya, "tuan Fern? Apakah kau tidak apa-apa memiliki status bersama nona Olea? Kau tahu sendiri jika ia dikutuk harus bersama keturunan yang mulia Faro yang berdarah murni."
Fern membaringkan tubuhnya diatas matras dan mengacak kedua matanya dengan ibu jari dan jari telunjuknya.
"Wajahmu begitu tampan pantas saja nona Olea tidak ingin melepasmu."
"Paman bisa saja."
Yoju kembali membenarkan posisi tidurnya dan kini menyamping dengan posisi miring dan tangannya yang menopang kepalanya, "kau sangat tulus tuan Fern dan jika suatu hari kau menjadi raja akupun setuju."
Fern memakai selimut, "semoga doa-doamu didengar semesta dan para dewi serta dewa paman dan juga aku tidak ingin membaca masa depan jika Olea harus membayar kutukan tetapi jiwa serta hatinya terikat bersamaku. Aku hanya bisa pasrah dan melakukan yang terbaik paman."
Yoju menguap dengan menggaruk pinggangnya, "aissshhh kau sangat bijak tuan, kau sangat sempurna sudah memiliki kepintaran dan juga tampan dan aromamu serta nona Olea pasti sudah tercium oleh para kaum yang mulia Faro."
Fern memejamkan mata, "selamat tidur paman."
Yoju yang berbicara lantang terhadap Fern langsung terlelap tidur. Matras Yoju berdampingan dengan milik Fern di lantai.
Fern tidak bisa tertidur karena memikirkan Olea dan menjaga agar para kaum Morgoth tidak menyerang rumah dan mengantisipasi Olea agar tidak memasuki ruang mimpi pintu cahaya kembali.
Fern membuka selimut dan menaiki tangga menuju kamar Olea.
Tok...tok... suara ketukan pintu dengan pelan.
Fern berbisik di depan pintu kamar, "Olea apakah kau sudah tertidur?"
Olea membuka pintu kamar miliknya, "Fern kaukah itu? Aku aku tidak bisa tertidur karena memikirkanmu terus padahal kau disini dirumahku dan juga kedua mataku selalu menangkap bayanganmu yang tersenyum rasanya selalu jatuh cinta berkali-kali."
Fern tertawa kecil dengan salah tingkah, "kita masuk saja ke kamarmu aku akan membacakan dongeng untukmu hingga kau tertidur dan aku kembali turun ke bawah."
Olea mengangguk dan memegang tangan Fern mengajaknya masuk kedalam kamar, "buka saja pintunya biar Yoju dan Huan tidak salah paham."
"Olea."
"Hmmm."