Chereads / Chronicle: His Bloody Bride / Chapter 25 - Pertama

Chapter 25 - Pertama

Olea melepaskan kembali genggaman tangan Fern. Fern tidak menyadari bahwa rupanya Olea menginginkan ia untuk menunggunya hingga tertidur, jari jemari yang lentik dan lembut itu mengambil langkah untuk menyambut jari jemari Fern yang menganggur ingin disentuh kembali. Olea menuntun tangan Fern hingga ia naik ke atas ranjangnya.

Fern yang memahaminya langsung menarik kursi khusus disamping ranjang untuk ia duduki dan memberikan Olea selimut bulu hangat.

Senyum Olea merekah mendapati kekasihnya yang melayaninya untuk membantunya berselimut dikala ia ingin tidur.

"Olea?"

"Fern, apakah kau selalu akan bersamaku?"

Kedua mata Fern menatap Olea dengan ragu, ia tak tahu harus berbicara apa karena iapun tak mengerti harus bagaimana.Fern memegangi tangan Olea dengan wajah yang penuh ketulusan. Pupil mata berwarna biru kini berbicara bahwa sebenarnya ada yang ingin Fern utarakan padanya.

"Bicaralah."

Fern memeluk Olea, nafasnya terdengar sayup-sayup dalam menyentuhnya, Pelukannya sangat mengandung arti. Kedua tangan maskulin itu kini memegang rahang tirus wajahnya.Iris kedua mata mereka saling bertemu dan kening yang saling bersentuhan membuat Olea memahami apa yang ingin Fern sampaikan padanya.

"Olea, dengarkan aku! Jangan pernah takut apapun. Lihat kalung ini, kau memakai kalung permata dari ayahmu. Ini adalah kalung pelindung diri untukmu dari kekuatan sihir seluruh elemen sihir Agraria. Olea, aku akan selalu bersamamu. Kau harus ingat ini dan berjanji padaku jika kau terjadi sesuatu panggil namaku bukan dari suara tapi dari hatimu, oke?"

Fern kembali memeluk Olea yang kini mengangguk polos, Fern memahami bahwa Olea harus menerima takdir kutukan yang harus ia tanggung.

"Fern, percaya padaku aku akan baik-baik saja."Kedua mata Fern mengeluarkan air mata dan berkaca-kaca. Olea yang sedari kecil ia jaga kini sudah beranjak dewasa.

Fern mencium kening Olea dengan lembut dan mengandung arti yang terdalam. Hatinya lirih teramat sakit jika harus ia katakan. Seorang Elvis yang disihir menjadi manusia ia harus kembali ke asalnya hanya untuk membayar sebuah kutukan, baginya ini adalah sebuah tamparan yang sangat teramat sakit di tulang rusuk hingga terdalam.

"Aku sangat mencintaimu Olea, maafkan aku maafkan aku. Jika aku bisa menggantikanmu aku yang akan berkorban untukmu Olea, bukan dirimu yang harus menanggungnya bagiku kau wanita baik bahkan terlalu baik jika harus merasakan energi yang mungkin akan membuatmu sakit."

Fern merasakan sesak, sangat sesak jika harus ia katakan seluruhnya bahkan ia selalu mencium aroma keberadaan para morgoth yang mencari keberadaan Olea dan ia tentu saja harus melindunginya.

Olea mengusap punggung kekasihnya dengan lembut, "aku melihatnya dari sinar matamu bahwa aku akan selalu baik-baik saja, semoga cinta kita akan selalu bersinar seperti cahaya yang bersinar dari kedua matamu Fern. Aku mencintaimu bahkan dari jiwamu. Aku melihatnya dari ruang jiwa terdalammu bahwa kau selalu bersamaku. Terimakasih Fern aku sangat mencintaimu dan aku berterimakasih bahwa aku mampu menjelaskannya padamu tanpa aku terbata-bata."

Olea tersenyum dan melepas pelukan Fern, jari mungil dan putihnya kini menarik selimut ditubuhnya dan Fern kembali duduk di bantalan kursi yang dekat dengan ranjang tidur Olea.

"Tidurlah aku akan menunggumu hingga kau tertidur."

"Selamat malam Fern, i love you."Olea mengatakannya dengan siratan bibir tanpa suara dengan mengejanya.

Fern tersenyum dengan mengusapkan wajahnya oleh kedua tangannya disana.

Olea sadar bahwa dirinya harus bersiap diri jika ada hal yang akan datang padanya. Baginya kehadiran Fern adalah suatu keajaiban yang ia butuhkan dan mampu melepaskan segala gundah yang berada di batinnya.

"Fern?"

"Ya?"

"Apakah ayah dan ibuku akan selalu mengingatku? Kenapa mereka tidak menelfonku apakah mereka sesibuk itu?"

Fern kembali membenarkan selimut dan mengusap rambut panjang Olea dengan lembut.

"Ayahmu akan menelfonku besok" Fern menenangkan Olea dengan senyuman lembut dan mulutnya menguap karena mengantuk, kedua matanya melihat ke arah jam tangan yang berada di pergelangan tangannya.

Waktu sudah menunjukkan jam 02.00 dini hari waktu Korea bagian selatan.

"Fern, sebelum ke asrama aku ada pemotretan produk."

"Aku akan mengantarmu dan menemanimu besok."

"Terimakasih Fern aku mencintaimu."

"Aku juga."

Olea memejamkan mata dengan tersenyum setelah melihat wajah kekasihnya yang membalas ucapannya.

Fern menunggu Olea hingga tertidur.

** 1jam kemudian.

Tanda-tanda Olea tertidur pulas sudah terlihat, Fern beranjak dari kursinya dan melihat ke arah tirai jendela dan menelisik dibaliknya.

Dari atas balkon Olea terlihat banyak sekali kaum Erven yang berdatangan.

'Ternyata benar banyak para morgoth yang datang dan wangiku serta Olea sudah tercium' batin Fern menerawang keberadaan para makhluk yang memakai jubah berwarna putih berada di sekitar halaman depan rumah yang berjalan mondar-mandir dan berusaha masuk ke kediaman rumah dimana Olea berada kini.

Fern kembali duduk di sofa dan menyenderkan tubuh bidangnya dibantalan sisi sofa. Kedua matanya tak pernah terhenti lepas dari pandangan Olea yang tertidur pulas. Ia berjaga semalam untuk Olea agar bisa tertidur nyaman.