PLAAK!!
Sebuah tamparan keras mendarat begitu saja di pipi Dinda. Baru saja dirinya sampai di kamar hotel, disambut dengan wajah geram retak seribu oleh sang suami. Ditambah lagi dengan perlakuan Rama yang tidak disangka-sangka akan ringan tangan padanya.
Dinda tidak mengaduh kesakitan, semua itu ia telan dengan diam. Hanya sorot matanya yang berbicara menatap kedua mata suaminya yang mirip kerasukan setan. Bengis.
"Siapa yang suruh kamu jalan jauh-jauh dari sini? Kamu tuli, hah?" teriak Rama kalap.
Dinda tidak menjawab. Tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulutnya. Dia segera berdiri, sebab saat ditampar tadi, tubuhnya tidak seimbang sehingga menyebabkan dirinya terjatuh ke lantai. Tidak berdarah, hanya saja sakit. Bukan tubuhnya yang sakit, tetapi hatinya.
Sungguh tega sang suami membuatnya seperti itu. Padahal hanya karena masalah kecil. Kurang komunikasi, itu menurutnya. Entah apa menurut sang suami.